Sabtu, 31 Desember 2011

Metode Pembelajaran “Blended”


Fokus pada peningkatan mutu pembelajaran  merupakan kunci sukses program RSBI saat ini. Sukses sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran akan berdampak mengurangi instabilitas akibat guncangan paradigma RSBI yang dipertanyakan publik akhir-akhir ini.
Dalam kondisi seperti ini, semua pihak perlu menaruh perhatian lebih  terhadap usaha  meningkatkan mutu pembelajaran. Salah satu strategi adalah penerapan metode  pembelajaran blended agar pembelajaran lebih adaptif dan berkeunggulan.

Apakah Metode Blended?
Metode pembelajaran blended merupakan metode mengajar yang menggabungkan berbagai metode pembelajaran, penggabungan meliputi metode pembelajaran tradisional dalam bentuk tatap muka dengan metode pembelajaran modern yang berbasis komputer.
Menurut para pendukungnya, strategi ini mampu menciptakan lingkungan belajar  yang mengintegrasikan pendidik dan peserta didik dalam interaksi tatap muka maupun bermedia. (Wikipedia; 2011). Dengan dukungan tatap muka dan bermedia komunikasi,  guru dan siswa dapat berkomunikasi kapan pun dan dari mana pun.
Istilah blended pada awalnya sering dipakai dalam bidang pelatihan di Amerika yang dimaknai dengan metode “pembelajaran integratif”, ” belajar hybrid “,  “pembelajaran multi-metode “ .Dilihat dari sifatnya penggunaan metode ini “variatif dan integratif”, menggunakan berbagai metode untuk mecapai tujuan dengan tingkat pencapaian yang lebih baik.
Penggunaan metode ini dapat membuka peluang kepada guru dan siswa sehingga  meningkatkan peluang berinteraksi karena komunikasi dapat dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas.  Kerja sama guru dan siswa  tidak dibatasi dengan keterbatasan jam tatap muka di sekolah. Beban guru untuk mengajar lebih ringan  karena siswa bisa belajar mandiri lebih banyak, lebih panjang waktunya karena siswa terintegrasi dalam jejaring online.
Jika digambarkan dalam diagram setidaknya terdapat  dua  bagian penting yang membentuk metode blended, yaitu  pembelajaran tatap muka, dan pembelajaran online  atau e learning.



Pelaksanaan pembelajaran blended yang mengintegrasikan metode yang variatif  dengan memberdayakan kegiatan  tatap muka dan penggunaan jejaring internet.  Untuk menggunakan metode ini memerlukan kebijakan pada tingkat sekolah agar porsi kegiataqn tiap mata pelajaran sesuai dengan alokasi tiap mata pelajaran. Dengan dasar itu, tiap guru mata pelajaran mengembangkan skenario pelaksanaannya berkembang sinergis dengan memperhatikan beban belajar yang dapat siswa pikul.
Penggunaan metode blended memiliki peluang untuk berkembang lebih cepat sejalan dengan perkembangan teknologi yang cepat berubah dan meningkatnya penggunaan internet yang semakin dinamis dengan jejaring yang semakin luas. Dampak dari perkembangan itu menghasilkan kecendrungan berikut;
  1. Pembelajaran dinamis dengan menggunakan perangkat teknologi wireless;  waktu, tempat, pekerjaan, komunikasi terintegrasi dalam jejaring internet.
  2. Pembelajaran menekankan pada aspek visual, individual,  dan materi pembelajaran yang semakin  mudah diakses.
  3. Pembelajaran blended akan semakin cepat berkembang untuk memenuhi kebutuhan setiap individu perlu belajar.
  4. Pembelajaran akan semakin terintegrasi, mengentalkan komunitas, dan menguatkan kolaborasi.
Mengapa Pembelajaran Blended?
Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang memenuhi kebutuhan hidup siswa pada jamannya. Hasil penelitian para ilmuan dan para praktisi tingkat global bahwa pada perspektif global  para siswa memerlukan 4 keterampilan utama. Keterampilan esensial yang mendasari keempat keteramplan itu adalah terampil mematuhi perintah Allah seperti yang tergambar  di bawah ini.
  1. Fokus penguasaan akademik, diintegrasikan pada  isu global; finansial, ekonomi, dan kewirausahaan; kewarganegaraan; melek kesehatan, dan melek lingkungan dengan fokus utama pada
  2. Meningkatkan keterampilan belajar dan berinovasi. siswa yang disiapkan maupun yang tidak disiapkan tetap sajam perlu meningkatkan kreativitas-inovasi, berpikir kritis-pemecahan masalah, berkomunikasi-berkoloborasi untuk masa depannya.
  3. Keterampilan mendayagunakan informasi, media, dan teknologi informasi komunikasi (TIK) sehingga  siswa memiliki akses ke banyak informasi, 2) beradaptasi pada perubahan perangkat teknologi yang berubah cepat, dan 3) kemampuan berkolaborasi  serta mengembangkan  kontribusi individu pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.
  4. Hidup dan Berketerampilan Karir. Lingkungan kehidupan yang kompleks, dunia kerja yang semakin kompetitif di era informasi global mengharuskan siswa memperhatikan pengembangan kemampuan hidupnya dan keterampilan berkarir.
  5. Hidup berkarakter yang didasari degnan keterampilan hidup yang berahlak dan mamatuhi perintah Allah
Tony Wagner menyatakan bahwa keterampilan siswa perlu terasah untuk mengembangkan keterampilan bersifat interdisipliner, terintegrasi, berbasis proyek, dan terampil menggunakan keterampilan terbaiknya untuk bertahan hidup.
Dalam bukunya Global Achievement Gap, Tony menyatakan bahwa ada 7 keterampilan utama yang wajib siswa kuasai agar bertahan hidup dan beradaptasi dengan perubahan di Abad ke 21, yaitu:
  1. Terampil berpikir kritis dan memecahkan masalah.
  2. Kolaborasi berbasis jaringan dan mengembangkan kemapuan memimpin yang berpengaruh.
  3. Mampu mengubah arah dan bergerak secara cepat dan efektif dan beradaptasi.
  4. Memiliki daya inisiatif dan berkewirausahaan
  5. Bicara dan menulis secara efektif.
  6. Mengakses dan menganalisis informasi.
  7. Bersikap selalu ingin tahu dan berimajinasi.
Di samping memiliki kesadaran global. pendidikan yang Indonesia  harus dapat mengindonesiakan para siswa agar manjadi manusia Indonesia yang berkeungulan. Untuk itu mereka butuhkan keterampilan yang menjadi ciri khas Indonesia yaitu menjadi manusia beriman, berakhlak, dan berkarakter, siap UN, siap melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, dan beradaptasi dalam konteks tantangan global.
Dalam memenuhi kebutuhan pengembangan keterampilan siswa yang sangat variatif   sebagaimana dijelaskan di atas, maka kebijakan sekolah perlu diarahkan untuk mengembangkan keterampilan sebagai sasaran utama. Ada pun keterampilan utama yang siswa perlukan sebagai berikut:
  1. Terampil membaca, menulis, dan berkomunikasi.
  2. Terampil menguasai ilmu pengetahuan esensial.
  3. Terampil belajar dan berinovasi, meningkatkan kreativitas-inovasi, berpikir kritis, pemecahan masalah.
  4. Terampil mengelola informasi, media, dan teknologi informasi komunikasi. Terampil mengakses dan menyeleksi informasi, menggunakan perangkat teknologi yang berubah cepat, dan  berkolaborasi dalam meningkatkan  kontribusi individu pada skala nasional dan global.
  5. Terampil mengembangkan diri yang berkarakter, berahlak, dan terampil mematuhi perintah Allah.
Mengasah sejumlah keterampilan itu memerlukan dukungan kebijakan baru yaitu mengubah arah pengembangan kesiapan siswa lulusan UN perlu diversifikasi dengan kebutuhan pengembangan keterampilan. Penguasaan materi UN harus dikuatkan dengan cara meningkatkan pemahaman melalui latihan menerapkan ilmu yang siswa miliki.
Untuk itu, proses pembelajaran yang selama ini diarahkan untuk mengasah siswa memecahkan soal, perlu dikembangkan secara simultan dengan keterampilan menerapkan pengetahuan menjadi karya.
Guru perlu memiliki keterampilan menentukan indikator hasil belajar dalam bentuk penguasaan konsep, mengenali fakta atau fenomena,mengolah data,  menguasai informasi, menyajikan informasi, mengembangkan daya kolaborasi siswa untuk mengerjakan semuanya serta didukung pula dengan keterampilan belajar. Seluruh aktivitas itu perlu dirumuskan dalam bentuk perilaku yang terstruktur,  terukur, dan relevan dengan kebutuhan siswa di masa depan.
Karena itu, proses pembelajaran perlu dipersiapkan dan dilaksanakan dengan mengerahkan segenap sumber daya baik  waktu, tenaga, dan sarana yang digunakan secara bersamaan dalam penerapan metode variatif-integratif atau blended.

Bagaimana Menyiapkan Pembelajaran Variatif-integratif?
Penerapan metode variatif-integratif yang mengintegrasikan metode pembelajaran tradisional dengan metode pembelajaran berbasis komputer dan internet perlu dirancang melalui penetapan kebijakan sekolah yang dimulai dari perumusan lulusan yang sekolah harapkan. Hal tersebut perlu dirancang dan dituangkan dalam sasaran pelaksanakan pelayanan pendidikan dan pembelajaran dalam Dokumen Satu KTSP.
Contoh:
Tujuan Pengembangan KTSP
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) SMA…. bertujuan untuk memfasilitasi siswa lulus UN seperti pada contoh berikut menjadi tidak cukup.
Sekolah perlu menetapkan sasaran yang berbeda sehingga lulus UN bukan satu-satunya sasaran. Sekolah perlu merumuskan tujuan seperti berikut:
  1. Membentuk akhlak dan perilaku religius peserta didik yang dibuktikan dengan kepatuhan kepada Allah SWT, meningkatnya keterampilan siswa beribadah, terampil membaca al-quran, menguasai ilmu agama, berakhlak, dan berkarakter.
  2. Meningkatkan keterampilan siswa  membaca, menulis, dan berkomunikasi baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggris.
  3. Meningkatkan keterampilan siswa menguasai ilmu pengetahuan dan menerapkan ilmu pengetahuan sebagai modal sukses UN, sukses masuk PTN, dan sukses beradaptasi dalam perubahan dunia yang makin cepat.
  4. Meningkatkan keterampilan belajar dan berinovasi, meningkatkan kreativitas-inovasi, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
  5. Meningkatkan kerampil mengelola informasi, media, dan teknologi informasi komunikasi, mengakses dan menyeleksi informasi, menggunakan perangkat teknologi yang berubah cepat, dan  berkolaborasi dalam meningkatkan  kontribusi individu dalam konteks kehidupan nasional dan global.
  6. Meningkatkan keterampilan hidup dan berkarir dalam lingkungan yang kompleks, dunia kerja yang makin kompetitif, makin dunia kerja yang semakin memerlukan keterampilan beretika, berkolaborasi, inovatif, dan  memiliki kesadaran global
Sebagai konsekuensi dari penerapan standar dalam pemenuhan standar SKL, maka sekolah perlu menjabarkan tujuan umum sekolah tersebut dalam indikator kompetensi pecapaian belajar  pada tiap SK KD yang berlandaskan paradigma bahwa puncak keberhasilan belajar adalah meraih keterampilan menerapkan ilmu pengetahuan sehingga bermanfaat untuk kehidupan siswa dalam jamannya.
Kompetensi hasil belajar dapat dipilah dalam enam kelompok berdasarkan kebutuhan hidup siswa dalam abad ke-21 yang meliputi berbagai contoh perumusan indikator dalam Silabus dan RPP sebagai berikut:
  • Mengungkapkan informasi secara lisan dengan cara berdiri dalam kelas.
  • Mengidentifikasi informasi ……. melalui kegiatan eksplorasi.
  • Mengidentifikasi ciri-ciri……..
  • Membandingkan ciri-ciri……..sehinga diperoleh perbedaan dan persamaan.
  • Membandingkan hasil kajian literatur dengan hasil pengamatan dengan bantuan teknologi……..
  • Mengeksplorasi keragaman informasi  …….dengan menggunakan berbagai referensi.
  • Menghimpun informasi  tentang ……..secara kolaboratif untuk membuat kesimpulan.
  • Menemukan gejala ……. dari berbagai sumber
  • Mengelaborasi informasi…..dengan mamanfaatkan potensi kelompok.
  • Menggunakan  informasi  …… dalam menyusun laporan pengamatan.
  • Memaparkan .,…..secara tertulis melalui ……..
  • Mevisualisasikan hasil kajian dalam bentuk power point.
  • Menilai hasil karya ……..secara kritis.
  • Mengembangkan ide baru dengan menggunakan …….
Model kata-kata operasional seperti itu, perlu diperltimbangkan lebih lanjut agar konsep, fakta, data, informasi siswa kelola untuk mengembangkan kapasitas berpikir, memberdayakan teknologi, kolaborasi,  memupuk rasa ingin tahu, dan sejumlah prilaku belajar lain yang siswa perlukan untuk mengasah keterampilan belajarnya.

Pengembangan Kompensi Pendidik
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode variatif-integratif diperlukan kompetensi pendidikan dalam penguasaan teknologi sebagai berikut:
  1. Searching, dengan search engine
  2. Collecting, MP3, garfik, animasi, video
  3. Creating, membuat web, membuat game
  4. Sharing, web pages, blog
  5. Communicating, e-mail, IM, chat
  6. Coordinating, workgroups, mailing list
  7. Meeting, forum, chatroom,
  8. Socializing, beragam kelompok sosial on line
  9. Evaluating, on line advisor
  10. Buying-Selling, jual beli on line
  11. Gaming, game on line
  12. Learning, jurnal on line, riset on line
Selain memiliki keterampilan menggunakan teknologi, terdapat sejumlah keterampilan generik yang harus dikuasinya, yaitu kompetensi pedagogis dan profesional. Dengan memperhatikan sejumlah kepentingan siswa untuk mengembangkan keterampilan yang simultan dan kompleks, maka keterampilan guru mengasah keterampilan siswa merupakan titik  kritis yang menjadi kunci sukses.
Menjadi guru yang terampil menerapkan ilmu pengetahuan, inovatif, dan mengembangkan logika dan imajinasi siswa merupakan bagian penting. Menantang siswa berkarya juga menjadi titik kritis lain yang perlu guru kuasai.
Tulisan ini disusun sebagai bahan pelatihan Kepala SMA dan SMK Provinsi Kalimantan Tengah di Palangkaraya pada tanggal 3 Desember 2011.
Lampiran:
Referensi:
Artikel terkait :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar