Sabtu, 31 Desember 2011

Aplikasi Metode Blended Untuk Peningkatan Keterampilan Berpikir Ilmiah Siswa

Model aplikasi metode blended dengan cara mengintegrasikan berbagai metode pembelajaran tradisional dan metode pembelajaran berbasis komputer dan internet dapat meningkatkan kolaborasi guru-siswa di dalam maupun di luar kelas. Dengan meningkatnya penggunaan internet melalui hand phone (seperti: SMS, Black Bary, e mail) oleh para siswa dapat guru manfaatkan untuk melalukan kerja sama kapan pun dan dari mana pun.
Alangkah lebih baik jika guru dapat memfasilitasi siswa memanfaatkan sumber belajar yang telah guru sediakan dalam jejaring internet di samping menggunakan sumber cetakan dalam bentuk buku atau sumber yang lain. Dengan tersedia banyak sumber belajar siswa siswa dapat belajar kapan pun dan di mana pun sehingga waktu belajar siswa menjadi lebih banyak. Konsultasi dan kerja sama guru-siswa  dapat meningkat dengan bantuan teknologi.
Pada tulisan ini  GP menyajikan model penggunaan metode blended untuk meningkatkan keterampilan siswa berpikir ilmiah. Yang ditekankan benar dalam proses pembelajaran adalah menggunakan cara berpikir ilmiah. Model berpikir ilmilah dapat menggunakan berbagai contoh penugasan  untuk memecahkan masalah para pemula seperti:
Diagram di bawah ini menggambarkan relasi antara metode tradisional dan  metode belajar moderen berbasis komputer.


 

Gambar di atas menujukkan  hubungan antara kegiatan tatap muka dengan penugasan atau proyek belajar mandiri yang terintegrasi dalam model pembelajaran tradisional dengan pembelajaran berbasis internet. Yang dikembangkan adalah keterampilan berpikir ilmiah siswa yang ditunjang dengan keterampilan menggunakan teknologi informasi, menghimpun data, mengolah data, dan menyajikan data secara menarik dan variatif yang dilandasi dengan data yang benar;  mengembangkan kapasitas individu melalui kerja sama dalam kelompok;  mengembangkan keterampilan memimpin; dan karakter tanggung jawab, selalu ingin tahu, objektif, dan berbudaya mutu.
Dalam kegiatan pembelajaran ini guru dapat menggunakan strategi dengan  mengintegrasikan berbagai pendekatan, metode, dan tentu saja siklus pembelajaran eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (EEK).
Pembelajaran difokuskan pada pengembangan  keterampilan  berpikir ilmiah. Materi pelajaran dapat disesuaikan dengan materi yang relevan pada tiap mata pelajaran. Siklus belajar meliputi siklus EEK. Langkah awal siswa mengeksplorasi informasi dari berbagai sumber dalam merumuskan masalah, menentukan tujuan, dan merumuskan hipotesis, serta mengembangkan kerangka pemikiran sebagai dasar mengembangkan berpikir ilmiah.
Dalam kegiatan tatap muka guru mengintegrasikan metode diskusi, observasi, kolaborasi, dan presentasi. Pelaksanaan pembelajaran didukung dengan berbagai informasi yang diperoleh dari buku sumber kepustakaan serta informasi dari internet. Pada kegiatan nontatap muka, atau tugas terstruktur guru mengintegrasikan kerja sama menggunakan blog, email, SMS.
Diagram model  kegiatan belajar siswa dapat dikembangkan seperti berikut:




Pada tahap selanjutnya siswa  mengembangkan kemandirian belajar dengan melaksanakan tugas mandiri (proyek). Namun demikian, komunikasi guru dengan siswa selama mengerjakan tugas di luar kelas guru tetap menjalin komunikasi dengan menggunakan jejaring teknologi. Tugas siswa di luar kelas dilandasi dengan sistem kontrak target belajar, mengembangkan potensi individu melalui kerja sama kelompok.
Waktu pelaksanaan tugas dibatasi dengan ditentukan lamanya. Hasil pengumpulan, pengolahan, dan penafsiran data mereka susun dalam bentuk kerangka laporan yang dikembangkan dengan menggunakan model mind maping. Laporan dirumuskan kelompok yang disajikan dalam bentuk power point.
Selanjutnya para siswa menyajikan hasil elaborasi data dan fakta yang mereka peroleh dari hasil penelitian selanjutnya mereka sajikan sebagai bahan seminar dalam kelas.
Tujuan pembelajaran bertujuan khusus untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berpikir ilmiah yang meliputi beberapa indikator di bawah ini.
  1. Merumuskan masalah
  2. Merumuskan hipotesis
  3. Menguji hipotesis
  4. Mengolah data
  5. Menafsirkan data
  6. Menarik kesimpulan
  7. Melaporkan hasil penelitian.
Diagram berikut memperlihatkan skenario pembelajaran:
Skenario pembelajaran dilaksanakan dalam  4 jam pelajaran tatap muka dan tugas terstruktur di luar kelas.  Skenario pembelajaran dikembangkan dalam tiga tahap sebagaimana digambarkan dalam gambar di bawah ini :


Secara umum pembelajaran ini dikembangkan untuk membangkitkan daya kompetisi dan kekompakan kelompok. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pembelajaran kelas dibagi dalam beberapa kelompok kecil, maksimal 5 orang.
Guru dalam pelaksanaan pembelajaran menerapkan sistem time token ekonomi. Dengan menggunakan pendekatan ini  diharapkan siswa mengembangkan daya kompetisi untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Setiap kekompok yang memenuhi prilaku belajar dan hasil belajar yang diharapkan dihargai oleh guru dalam bentuk tanda bintang. Untuk keperluan menghimpun tanda bintang yang diperolah, tiap kelompok menyediakan kertas tempat menempel tanda penghargaan yang diperolehnya. Kelompok yang berhasil mendapatkan bintang yang terbanyak mendapat hadiah khusus misalnya “permen” atau hadiah lain yang memiliki nilai ekonomi.
Proses pembelajaran dikembangkan lebih lanjut dalam beberapa langkah yang dapat diuraikan lebih lanjut seperti di bawah ini.
Pertemuan Tahap ke-1 : tatap muka (Eksplorasi)
Model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Introduction/PBI)
  1. Guru menyampaikan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator hasil belajar.
  2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa agar kompetitif dalam meraih prestasi belajar terbaik secara berkelompok.
  3. Guru menghimpun informasi yang sudah siswa kuasai tentang SK /KD yang akan siswa pelajari sebelum proses pembelajaran berlanjut.
  4. Guru menetapkan target hasil belajar yang akan dilakukan dalam 3 tahap yaitu kegiatan tatap muka, kegiatan mandiri terstruktur, dan kegiatan tatap muka untuk mempresentasikan dan membahas hasil penelitian.
  5. Guru memfasilitasi siswa untuk membentuk kelompok kecil, maksimal 5 siswa.
  6. Guru memotivasi siswa untuk melakukan aktivitas merumuskan masalah penelitian,  tujuan , hipotesis,  kerangka pemikiran, dan merumuskan informasi yang siswa perlukan dengan mengeksplorasi dari buku teks pegangan siswa, buku di perpustakaan, mengeksplorasi informasi dari internet.
  7. Siswa mengeksplorasi  berbagai contoh penelitian sederhana dari berbagai sumber dengan menggunakan kata kunci sciene for kids.
  8. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
  9. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
  10. Guru membantu siswa dalam merencanakan bentuk penyajian kerangka pikir, kerangka laporan, dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka menyiapkan pengerjaan tugas mandiri dengan teman-temannya
Tahap ke-2 :  tugas terstruktur (Elaborasi)
Pelaksanaan kegiatan belajar mandiri menggunakan model student teams – achievement division (STAD)
  1. Siswa bekerja dalam  kelompok kelompok yang anggotanya 5 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, kemampuan menyediakan sumber informasi, dll)
  2. Siswa mengerjakan tugas susuai dengan yang direncanakan, mamastikan bahwa semua anggota kelompok aktif sesuai dengan peran yang mereka rancang, dan melaksanakan tugas sesuai dengan prosedur yang telah mereka tetapkan.
  3. Siswa menyampaikan infomasi kepada guru melalui jejaring internet, berkonsultasi, dan meminta bantuan guru jika siswa perlukan.
  4. Guru mengontrol perkembangan kegiatan seluruh siswa,  mengarahkan, dan memberi motivasi melalui hubungan interaktif berbasis jejaring internet.
  5. Siswa mengumpulkan fakta, menghimpun , mengolah, dan penafsiran data serta  menarik kesimpulan sebagai hasil penelitian.
  6. Siswa merumuskan hasil penelitian daalam bentuk power point sebagai bahan penyajian dalam kelas.
Tahap ke-3: tatap muka  (Konfirmasi)
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Demonstrasi atau Presentasi
  1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan target belajar yang harus siswa capai.
  2. Guru menyampaikan informasi tentang hal-hal yang menjadi bahan penilaian belajar dan mendorong siswa untuk berkompetisi memperoleh penghargaan tertinggi karena menunjukkan berbagai prestasi yang baik.
  3. Guru memfasilitasi siswa menentukan skenario pelaksanaan penyajian hasil karya siswa sehingga  tugas  kelompok penyaji dan kelompok pemerhati menjadi jelas.
  4. Siswa  menyajikan hasil penelitian dalam bentuk power point serta menggunakan berbagai sumber informasi berbasis  jejaring internet.
  5. Siswa membahas materi yang didemonstrasikan tugas sebagai hasil kegiatan kelompok.
  6. Guru menilai aktivitas belajar siswa dan karya yang siswa sajikan.
  7. Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisis hasil kerjanya untuk disempurnakan.
  8. Siswa melaporkan hasil tugas.
  9. Guru menyampiaikan penghargaan kepada kelompok terbaik.
  10. Siswa difasilitasi guru menyajikan hasil karyanya dalam jejaring internet.
Demikian rangkaian kegiatan yang dapat para guru coba. Salam.

Artikel terkait :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar