Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku bangsa dan budaya, hal ini disebabkan oleh keadaan wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dan terdiri dari beribu-ribu pulau besar maupun kecil.
Adapun suku bangsa dan budaya yang terdapat di Indonesia antara lain :
Daftar Berdasarkan Abjad
A
* Suku Aceh di Aceh: Banda Aceh, Aceh Besar
* Suku Alas di Aceh: Aceh Tenggara
* Suku Alordi NTT: Kabupaten Alor
* Suku Ambon di Maluku: Kota Ambon
* Suku Ampana, Sulawesi Tengah
* Suku Anak Dalam (Anak Rimbo) di Jambi
* Suku Aneuk Jamee di Aceh: Aceh Selatan, Aceh Barat Daya
* Suku Arab-Indonesia
* Suku Aru di Maluku: Kepulauan Aru
* Suku Asmat di Papua
* Suku Abung di Lampung
B
* Suku Bali di Bali terdiri :
o Suku Bali Majapahit di sebagian besar Pulau Bali
o Suku Bali Aga di Karangasem dan Kintamani
* Suku Balantak di Sulawesi Tengah
* Suku Banggai di Sulawesi Tengah: Kabupaten Banggai Kepulauan
* Suku Baduy di Banten
* Suku Bajau di Kalimantan Timur
* Suku Bangka di Bangka Belitung
* Suku Banjar di Kalimantan Selatan
* Suku Batak di Sumatera Utara terdiri :
o Suku Karo Kabupaten Karo
o Suku Mandailing di Mandailing Natal
o Suku Angkola di Tapanuli Selatan
o Suku Toba di Toba Samosir
o Suku Pakpak di Pakpak Bharat
o Suku Simalungun di Kabupaten Simalungun
* Suku Batin di Jambi
* Suku Bawean di Jawa Timur: Gresik
* Suku Belitung di Bangka Belitung
* Suku Bentong, Sulawesi Selatan
* Suku Berau di Kalimantan Timur: Kabupaten Berau
* Suku Betawi di Jakarta
* Suku Bima NTB: Kota Bima
* Suku Boti, Timor Tengah Selatan
* Suku Bolang Mongondow di Sulawesi Utara: Kabupaten Bolaang Mongondow
* Suku Bugis di Sulawesi Selatan
o Orang Bugis Pagatan, di Kusan Hilir, Tanah Bumbu, Kalsel
* Suku Bungku di Sulawesi Tengah: Kabupaten Morowali
* Suku Buru di Maluku: Kabupaten Buru
* Suku Buol di Sulawesi Tengah: Kabupaten Buol
* Suku Buton di Sulawesi Tenggara: Kabupaten Buton dan Kota Bau-Bau
* Suku Bonai di Riau: Kabupaten Rokan Hilir
D
* Suku Damal di Mimika
* Suku Dampeles, Sulawesi Tengah
* Suku Dani, Lembah Baliem, Papua
* Suku Dayak terdiri :
o Suku Punan, Kalimantan Tengah
o Suku Kanayatn di Kalimantan Barat
o Suku Ibandi Kalimantan Barat
o Suku Mualang di Kalimantan Barat: Sekadau, Sintang
o Suku Bidayuh di Kalimantan Barat: Sanggau
o Suku Mali di Kalimantan Barat
o Suku Seberuang di Kalimantan Barat: Sintang
o Suku Sekujam di Kalimantan Barat: Sintang
o Suku Sekubang di Kalimantan Barat: Sintang
o Suku Ketungau di Kalimantan Barat
o Suku Desa di Kalimantan Barat
o Suku Kantuk di Kalimantan Barat
o Suku Ot Danum atau Dohoi di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat
o Suku Limbai di Kalimantan Barat
o Suku Kebahan di Kalimantan Barat
o Suku Pawan di Kalimantan Barat
o Suku Tebidah di Kalimantan Barat
o Suku Bakumpai di Kalimantan Selatan Barito Kuala
o Orang Barangas di Kalimantan Selatan Barito Kuala
o Suku Bukit di Kalimantan Selatan
o Orang Dayak Pitap di Awayan, Balangan, Kalsel
o Suku Dayak Hulu Banyu di Kalimantan Selatan
o Suku Dayak Balangan di Kalimantan Selatan
o Suku Dusun Deyah di Kalimantan Selatan: Tabalong
o Suku Ngaju di Kalimantan Tengah: Kabupaten Kapuas
o Suku Siang Murung di Kalimantan Tengah: Murung Raya
o Suku Bara Dia di Kalimantan Tengah: Barito Selatan
o Suku Ot Danum di Kalimantan Tengah
o Suku Lawangan di Kalimantan Tengah
o Suku Dayak Bawo di Kalimantan Tengah: Barito Selatan
o Suku Tunjung, Kutai Barat, rumpun Ot Danum
o Suku Benuaq, Kutai Barat, rumpun Ot Danum
o Suku Bentian, Kutai Barat, rumpun Ot Danum
o Suku Bukat, Kutai Barat
o Suku Busang, Kutai Barat
o Suku Ohong, Kutai Barat
o Suku Kayan, Kutai Barat, rumpun Apo Kayan
o Suku Bahau, Kutai Barat, rumpun Apo Kayan
o Suku Penihing, Kutai Barat, rumpun Punan
o Suku Punan, Kutai Barat, rumpun Punan
o Suku Modang, Kutai Timur, rumpun Punan
o Suku Basap, Bontang-Kutai Timur
o Suku Ahe, Kabupaten Berau
o Suku Tagol, Malinau, rumpun Murut
o Suku Brusu, Malinau, rumpun Murut
o Suku Kenyah, Malinau, rumpun Apo Kayan
o Suku Lundayeh, Malinau
o Suku Pasir di Kalimantan Timur: Kabupaten Pasir
o Suku Dusun di Kalimantan Tengah
o Suku Maanyan di Kalimantan Tengah: Barito Timur
+ Orang Maanyan Paju Sapuluh
+ Orang Maanyan Paju Epat
+ Orang Maanyan Dayu
+ Orang Maanyan Paku
+ Orang Maanyan Benua Lima Maanyan Paju Lima
+ Orang Dayak Warukin di Tanta, Tabalong, Kalsel
+ Suku Samihim, Pamukan Utara, Kotabaru, Kalsel
* Suku Dompu NTB: Kabupaten Dompu
* Suku Donggo, Bima
* Suku Duri Terletak di bagian utara Kabupaten Enrekang berbatasan dengan
Kabupaten Tana Toraja, meliputi tiga kecamatan induk Anggeraja, Baraka, dan
Alla di Sulawesi Selatan
E
* Suku Eropa-Indonesia (orang Indo atau peranakan Eropa-Indonesia)
F
* Suku Flores di NTT: Flores Timur
G
* Suku Gayo di Aceh: Gayo Lues Aceh Tengah Bener Meriah
* Suku Gorontalo di Gorontalo: Kota Gorontalo
* Suku Gumai di Sumatera Selatan: Lahat
* Suku Komering di Sumatera Selatan: Baturaja
* Suku Semendo di Sumatera Selatan: Muara Enim
* Suku Lintang di Sumatera Selatan: Lahat
I
* Suku India-Indonesia
J
* Suku Banten di Banten
* Suku Cirebon di Jawa Barat: Kota Cirebon
* Suku Jawa di Jawa Tengah, Jawa Timur
o Suku Tengger di Jawa Timur
o Suku Osing di Jawa Timur: Banyuwangi
o Orang Samin di Jawa Tengah: Purwodadi
* Suku Jambi di Jambi: Kota Jambi
K
* Suku Kaili di Sulawesi Tengah: Kota Palu
* Suku Kaur di Bengkulu: Kabupaten Kaur
* Suku Kayu Agung di Sumatera Selatan
* Suku Kerinci di Jambi: Kabupaten Kerinci
* Suku Komering di Sumatera Selatan: Kabupaten Ogan Komering Ilir
* Suku Konjo Pegunungan, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan
* Suku Konjo Pesisir, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan
* Suku Kubu di Jambi dan Sumatera Selatan
* Suku Kulawi di Sulawesi Tengah
* Suku Kutai di Kalimantan Timur: Kutai Kartanegara
* Suku Kluet di Aceh: Aceh Selatan
* Suku Krui di Lampung
L
* Suku Laut, Kepulauan Riau
* Suku Lampung di Lampung
* Suku Lematang di Sumatera Selatan
* Suku Lembak, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu
* Suku Lintang, Sumatera Selatan
* Suku Lom, Bangka Belitung
* Suku Lore, Sulawesi Tengah
* Suku Lubu, daerah perbatasan antara Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi
Sumatera Barat
* Suku Karo Sumatera Utara
M
* Suku Madura di Jawa Timur
* Suku Makassar di Sulawesi Selatan: Kabupaten Gowa, Kabupaten Takalar,
Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Bulukumba (sebagian),
Kabupaten Sinjai (bagian perbatasan Kab Gowa)Kabupaten Maros (sebagian)
Kabupaten Pangkep (sebagian)Kota Makassar
* Suku Mamasa (Toraja Barat) di Sulawesi Barat: Kabupaten Mamasa
* Suku Mandar Sulawesi Barat: Polewali Mandar
* Suku Melayu
o Suku Melayu Riau di Riau
o Suku Melayu Tamiang di Aceh: Aceh Tamiang
* Suku Mentawai di Sumatera Barat: Kabupaten Kepulauan Mentawai
* Suku Minahasa di Sulawesi Utara: Kabupaten Minahasa terdiri 9 subetnik :
o Suku Babontehu
o Suku Bantik
o Suku Pasan Ratahan
o Suku Ponosakan
o Suku Tonsea
o Suku Tontemboan
o Suku Toulour
o Suku Tonsawang
o Suku Tombulu
* Suku Minangkabau, Sumatera Barat
* Suku Mori, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah
* Suku Muko-Muko di Bengkulu: Kabupaten Mukomuko
* Suku Muna di Sulawesi Tenggara: Kabupaten Muna
* Suku Muyu di Kabupaten Boven Digoel, Papua
N
* Suku Nias di Sumatera Utara: Kabupaten Nias, Nias Selatan
O
* Suku Osing di Banyuwangi Jawa Timur
* Suku Ogan di Sumatera Selatan
P
* Suku Papua/Irian
o Suku Asmat di Kabupaten Asmat
o Suku Biak di Kabupaten Biak Numfor
o Suku Dani, Lembah Baliem, Papua
o Suku Ekagi, daerah Paniai, Abepura, Papua
o Suku Amungme di Mimika
o Suku Bauzi, Mamberamo hilir, Papua utara
o Suku Arfak di Manokwari
o Suku Kamoro di Mimika
* Suku Palembang di Sumatera Selatan: Kota Palembang
* Suku Pamona di Sulawesi Tengah: Kabupaten Poso
* Suku Pasemah di Sumatera Selatan
* Suku Pesisi di Sumatera Utara: Tapanuli Tengah
* Suku Pasir di Kalimantan Timur: Kabupaten Pasir
R
* Suku Rawa, Rokan Hilir, Riau
* Suku Rejang di Bengkulu: Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Lebong, dan Kabupaten
Rejang Lebong
* Suku Rote di NTT: Kabupaten Rote Ndao
* ((Suku Rongga di NTT (Kabupaten Manggarai Timur) )
S
* Suku Saluan di Sulawesi Tengah
* Suku Sambas (Melayu Sambas) di Kalimantan Barat: Kabupaten Sambas
* Suku Sangir di Sulawesi Utara: Kepulauan Sangihe
* Suku Sasak di NTB, Lombok
* Suku Sekak Bangka
* Suku Sekayu di Sumatera Selatan
* Suku Semendo di Bengkulu
* Suku Serawai di Bengkulu: Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Seluma
* Suku Simeulue di Aceh: Kabupaten Simeulue
o Suku Sigulai di Aceh: Kabupaten Simeulue bagian utara
* Suku Sumbawa Di NTB: Kabupaten Sumbawa
* Suku Sumba di NTT: Sumba Barat, Sumba Timur
* Suku Sunda di Jawa Barat
T
* Suku Talaud di Sulawesi Utara: Kepulauan Talaud
* Suku Talang Mamak di Riau: Indragiri Hulu
* Suku Tamiang di Aceh: Kabupaten Aceh Tamiang
* Suku Tengger di Jawa Timur Kabupaten Pasuruan dan Probolinggo lereng G. Bromo
* Suku Ternate di Maluku Utara: Kota Ternate
* Suku Tidore di Maluku Utara: Kota Tidore
* Suku Timor di NTT, Kota Kupang
* Suku Tionghoa-Indonesia
o Orang Cina Parit di Pelaihari, Tanah Laut, Kalsel
* Suku Tojo di Sulawesi Tengah: Kabupaten Tojo Una-Una
* Suku Toraja di Sulawesi Selatan: Tana Toraja
* Suku Tolaki di Sulawesi Tenggara: Kendari
* Suku Toli Toli di Sulawesi Tengah: Kabupaten Toli-Toli
* Suku Tomini di Sulawesi Tengah: Kabupaten Parigi Moutong
U
* Suku Una-una di Sulawesi Tengah: Kabupaten Tojo Una-Una
* Suku Ulu di Sumatera utara: mandailing natal
W
* Suku Wolio di Sulawesi Tenggara: Buton
I. BAHASA DAERAH
Bahasa Aceh Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Alas Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Alor Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Ambelan Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Angkola Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Aru Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Bacan Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Sula Bacan
Bahasa Bada’ Besona Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja
Bahasa Bahau Digunakan di Wilayah Kalimantan
Bahasa Bajau Digunakan di Wilayah Kalimantan
Bahasa Balantak Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Loinan
Bahasa Bali Digunakan di Wilayah Bali
Bahasa Banda Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Banggai Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Loinan
Bahasa Banjar Digunakan di Wilayah Kalimantan
Bahasa Bantik Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
Bahasa Batak Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Belu Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Bobongko Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Loinan
Bahasa Bonerate Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung
Bahasa Bugis Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
Bahasa Bulanga Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Gorontalo
Bahasa Bungkumori Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Bungku Langku
Bahasa Buol Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Gate
Bahasa Buru Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Butung Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung
Bahasa Enggano Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Gayo Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Geloli Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Goram Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Gorontalo Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Gate
Bahasa Helo Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Iban Digunakan di Wilayah Kalimantan
Bahasa Jawa Digunakan di Wilayah Jawa
Bahasa Kadang Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Kai Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Kaidipan Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Gate
Bahasa Kail Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja
Bahasa Kaisar Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Kalaotoa Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung
Bahasa Karo Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Karompa Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung
Bahasa Kayan Digunakan di Wilayah Kalimantan
Bahasa Kenya Digunakan di Wilayah Kalimantan
Bahasa Klemautan Digunakan di Wilayah Kalimantan
Bahasa Kroe Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Kubu Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Lain Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Laki Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Bungku Langku
Bahasa Lampung Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Landawe Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Bungku Langku
Bahasa Layolo Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung
Bahasa Leboni Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja
Bahasa Leti Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Loinan Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Loinan
Bahasa Lom Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Luwu Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
Bahasa Madura Digunakan di Wilayah Jawa
Bahasa Makassar Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
Bahasa Mandailing Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Mandar Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
Bahasa Mapute Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Bungku Langku
Bahasa Melayu Digunakan di Wilayah Kalimantan
Bahasa Melayu Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Mentawai Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Milano Digunakan di Wilayah Kalimantan
Bahasa Minangkabau Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Mongondow Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
Bahasa Napu Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja
Bahasa Nias Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Orang Laut Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Ot-Danum Digunakan di Wilayah Kalimantan
Bahasa Pak-Pak Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Pantar Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Pilpikoro Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja
Bahasa Pitu Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
Bahasa Rejang Lebong Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Riau Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Roma Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Rote Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Sa’dan Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
Bahasa Salu Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
Bahasa Sangir Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
Bahasa Sasak Digunakan di Wilayah Bali
Bahasa Sasak Digunakan di Wilayah Nusa Tenggara Barat
Bahasa Sasak Digunakan di Wilayah Nusa Tenggara Timur
Bahasa Seko Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
Bahasa Sikule Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Simulur Digunakan di Wilayah Sumatera
Bahasa Solor Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Sula Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Sula Bacan
Bahasa Sumba Digunakan di Wilayah Nusa Tenggara Barat
Bahasa Sumbawa Digunakan di Wilayah Nusa Tenggara Timur
Bahasa Sunda Digunakan di Wilayah Jawa
Bahasa Talaud Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
Bahasa Taliabo Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Sula Bacan
Bahasa Tambulu Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
Bahasa Tanibar Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Ternate Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Halmahera Utara
Bahasa Tetun Digunakan di Wilayah Nusa Tenggara Timur
Bahasa Tetun Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Tidore Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Halmahera Utara
Bahasa Timor Digunakan di Wilayah Nusa Tenggara Timur
Bahasa Timor Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Tombatu Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
Bahasa Tomini Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Tomoni
Bahasa Tompakewa Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
Bahasa Tondano Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
Bahasa Tontembun Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut
Bahasa Toraja Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja
Bahasa Uluna Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel
Bahasa Walio Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung
Bahasa Wetar Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur
Bahasa Windesi Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Halmahera Selatan
Bahasa Wotu Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja
PERMAINAN TRADISIONAL INDONESIA
1. Benteng,
adalah permainan yang dimainkan oleh dua grup, masing –
masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing – masing grup memilih suatu
tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, batu atau pilar sebagai
‘benteng’.
Tujuan utama permainan ini adalah untuk menyerang dan
mengambil alih ‘benteng’ lawan dengan menyentuh tiang atau pilar yang telah
dipilih oleh lawan dan meneriakkan kata benteng. Kemenangan juga bisa diraih
dengan ‘menawan’ seluruh anggota lawan dengan menyentuh tubuh mereka. Untuk
menentukan siapa yang berhak menjadi ‘penawan’ dan yang ‘tertawan’ ditentukan
dari waktu terakhir saat si ‘penawan’ atau ‘tertawan’ menyentuh ‘benteng’
mereka masing – masing.
2. Congklak adalah suatu permainan tradisional yang
dikenal dengan berbagai macam nama di seluruh Indonesia. Biasanya dalam
permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika
tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan.
Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan
mereka menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah
biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak. Umumnya papan congklak
terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang,
biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada papan congklak terdapat
16 buah lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2
lobang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lobang kecil di sisi pemain dan lobang
besar di sisi kananya dianggap sebagai milik sang pemain.
Pada awal permainan setiap lobang kecil diisi dengan tujuh
buah biji. Dua orang pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat
memilih lobang yang akan diambil dan meletakkan satu ke lobang di sebelah
kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lobang kecil yang berisi biji
lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bisa
habis di lobang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan memilih lobang
kecil di sisinya. bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan
mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lobang
kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa.
Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi
yang dapat dimabil (seluruh biji ada di lobang besar kedua pemain). Pemenangnya
adalah yang mendapatkan biji terbanyak
3. Dor Tap merupakan permainan yang mirip dengan Petak
Umpet namun dimainkan oleh 2 kelompok. Kelompok yang lebih dulu berhasil
menyebut nama lawan yang bersembunyi dapat diartikan bahwa lawan tersebut
terkena tembakan. Permainan berakhir jika salah satu kelompok sudah habis
tertembak.
4. Galah Asin atau di daerah lain disebut Galasin atau
Gobak Sodor adalah sejenis permainan daerah dari Indonesia. Permainan ini
adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing
tim terdiri dari 3 – 5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar
tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk
meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses
bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.
Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis
dengan acuan garis-garis yang ada atau bisa juga dengan menggunakan lapangan
segiempat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas dari
setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur. Anggota grup yang mendapat
giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota grup yang menjaga
garis batas horisontal dan garis batas vertikal. Bagi anggota grup yang
mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas horisontal, maka mereka akan
berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis
batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi anggota grup yang
mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya satu
orang), maka orang ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis batas vertikal
yang terletak di tengah lapangan. Permainan ini sangat mengasyikkan sekaligus
sangat sulit karena setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat
mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan.
5. Gasing adalah mainan yang bisa berputar pada poros
dan berkesetimbangan pada suatu titik. Gasing merupakan mainan tertua yang
ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Selain merupakan
mainan anak-anak dan orang dewasa, gasing juga digunakan untuk berjudi dan
ramalan nasib.
Sebagian besar gasing dibuat dari kayu, walaupun sering
dibuat dari plastik, atau bahan-bahan lain. Kayu diukir dan dibentuk hingga
menjadi bagian badan gasing. Tali gasing umumnya dibuat dari nilon, sedangkan
tali gasing tradisional dibuat dari kulit pohon. Panjang tali gasing
berbeda-beda bergantung pada panjang lengan orang yang memainkan
6. Kasti atau Gebokan merupakan sejenis olahraga bola.
Permainan yang dilakukan 2 kelompok ini menggunakan bola tenis sebagai alat
untuk menembak lawan dan tumpukan batu untuk disusun. Siapapun yang berhasil
menumpuk batu tersebut dengan cepat tanpa terkena pukulan bola adalah kelompok
yang memenangkan permainan. Pada awal permainan, ditentukan dahulu kelompok
mana yang akan menjadi penjaga awal dan kelompok yang dikejar dengan suit.
Kelompok yang menjadi penjaga harus segera menangkap bola secepatnya setelah
tumpukan batu rubuh oleh kelompok yang dikejar. Apabila bola berhasil menyentuh
lawan, maka kelompok yang anggotanya tersentuh bola menjadi penjaga tumpukan
batu. Kerjasama antaranggota kelompok sangat dibutuhkan seperti halnya olahraga
softball atau baseball.
7. Permainan layang-layang, juga dikenali dengan nama
wau merupakan satu aktivititas menerbangkan layang-layang tersebut di udara.
Pada musim kemarau di Indonesia anak-anak selalu bermain layang-layang karena
anginnya besar.
8. Petak Umpet
Dimulai dengan Hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi
“kucing” (berperan sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi). Si kucing
ini nantinya akan memejamkan mata atau berbalik sambil berhitung sampai 25,
biasanya dia menghadap tembok, pohon atau apasaja supaya dia tidak melihat
teman-temannya bergerak untuk bersembunyi. Setelah hitungan sepuluh, mulailah
ia beraksi mencari teman-temannya tersebut.
Jika ia menemukan temannya, ia akan menyebut nama temannya
yang dia temukan tersebut. Yang seru adalah, ketika ia mencari ia biasanya
harus meninggalkan tempatnya (base?). Tempat tersebut jika disentuh oleh teman
lainnya yang bersembunyi maka batallah semua teman-teman yang ditemukan,
artinya ia harus mengulang lagi, di mana-teman-teman yang sudah ketemu
dibebaskan dan akan bersembunyi lagi. Lalu si kucing akan menghitung dan
mencari lagi.
Permainan selesai setelah semua teman ditemukan. Dan yang
pertama ditemukanlah yang menjadi kucing berikutnya.
Ada satu istilah lagi dalam permainan ini, yaitu ‘kebakaran’
yang dimaksud di sini adalah bila teman kucing yang bersembunyi ketahuan oleh
si kucing disebabkan diberitahu oleh teman kucing yang telah ditemukan lebih
dulu dari persembunyiannya.
9. Yo-yo adalah suatu permainan yang tersusun dari dua
cakram berukuran sama (biasanya terbuat dari plastik, kayu, atau logam) yang
dihubungkan dengan suatu sumbu, di mana tergulung tali yang digunakan. Satu
ujung tali terikat pada sumbu, sedangkan satu ujung lainnya bebas dan biasanya
diberi kaitan. Permainan yo-yo adalah salah satu permainan yang populer di
banyak bagian dunia. Walaupun secara umum dianggap permainan anak-anak, tidak
sedikit orang dewasa yang memiliki kemampuan profesional dalam memainkan yo-yo.
Yo-yo dimainkan dengan dengan mengaitkan ujung bebas tali
pada jari tengah, memegang yo-yo, dan melemparkannya ke bawah dengan gerakan
yang mulus. Sewaktu tali terulur pada sumbu, efek giroskopik akan terjadi, yang
memberikan waktu untuk melakukan beberapa gerakan. Dengan menggerakkan
pergelangan tangan, yo-yo dapat dikembalikan ke tangan pemain, di mana tali
akan kembali tergulung dalam celah sumbu
10. Balap karung adalah salah satu lomba tradisional
yang populer pada hari kemerdekaan Indonesia. Sejumlah peserta diwajibkan
memasukkan bagian bawah badannya ke dalam karung kemudian berlomba sampai ke
garis akhir.
Meskipun sering mendapat kritikan karena dianggap memacu
semangat persaingan yang tidak sehat dan sebagai kegiatan hura-hura, balap
karung tetap banyak ditemui, seperti juga lomba panjat pinang, sandal bakiak,
dan makan kerupuk.