Sabtu, 31 Desember 2011

Aplikasi Metode Blended Untuk Peningkatan Keterampilan Berpikir Ilmiah Siswa

Model aplikasi metode blended dengan cara mengintegrasikan berbagai metode pembelajaran tradisional dan metode pembelajaran berbasis komputer dan internet dapat meningkatkan kolaborasi guru-siswa di dalam maupun di luar kelas. Dengan meningkatnya penggunaan internet melalui hand phone (seperti: SMS, Black Bary, e mail) oleh para siswa dapat guru manfaatkan untuk melalukan kerja sama kapan pun dan dari mana pun.
Alangkah lebih baik jika guru dapat memfasilitasi siswa memanfaatkan sumber belajar yang telah guru sediakan dalam jejaring internet di samping menggunakan sumber cetakan dalam bentuk buku atau sumber yang lain. Dengan tersedia banyak sumber belajar siswa siswa dapat belajar kapan pun dan di mana pun sehingga waktu belajar siswa menjadi lebih banyak. Konsultasi dan kerja sama guru-siswa  dapat meningkat dengan bantuan teknologi.
Pada tulisan ini  GP menyajikan model penggunaan metode blended untuk meningkatkan keterampilan siswa berpikir ilmiah. Yang ditekankan benar dalam proses pembelajaran adalah menggunakan cara berpikir ilmiah. Model berpikir ilmilah dapat menggunakan berbagai contoh penugasan  untuk memecahkan masalah para pemula seperti:
Diagram di bawah ini menggambarkan relasi antara metode tradisional dan  metode belajar moderen berbasis komputer.


 

Gambar di atas menujukkan  hubungan antara kegiatan tatap muka dengan penugasan atau proyek belajar mandiri yang terintegrasi dalam model pembelajaran tradisional dengan pembelajaran berbasis internet. Yang dikembangkan adalah keterampilan berpikir ilmiah siswa yang ditunjang dengan keterampilan menggunakan teknologi informasi, menghimpun data, mengolah data, dan menyajikan data secara menarik dan variatif yang dilandasi dengan data yang benar;  mengembangkan kapasitas individu melalui kerja sama dalam kelompok;  mengembangkan keterampilan memimpin; dan karakter tanggung jawab, selalu ingin tahu, objektif, dan berbudaya mutu.
Dalam kegiatan pembelajaran ini guru dapat menggunakan strategi dengan  mengintegrasikan berbagai pendekatan, metode, dan tentu saja siklus pembelajaran eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (EEK).
Pembelajaran difokuskan pada pengembangan  keterampilan  berpikir ilmiah. Materi pelajaran dapat disesuaikan dengan materi yang relevan pada tiap mata pelajaran. Siklus belajar meliputi siklus EEK. Langkah awal siswa mengeksplorasi informasi dari berbagai sumber dalam merumuskan masalah, menentukan tujuan, dan merumuskan hipotesis, serta mengembangkan kerangka pemikiran sebagai dasar mengembangkan berpikir ilmiah.
Dalam kegiatan tatap muka guru mengintegrasikan metode diskusi, observasi, kolaborasi, dan presentasi. Pelaksanaan pembelajaran didukung dengan berbagai informasi yang diperoleh dari buku sumber kepustakaan serta informasi dari internet. Pada kegiatan nontatap muka, atau tugas terstruktur guru mengintegrasikan kerja sama menggunakan blog, email, SMS.
Diagram model  kegiatan belajar siswa dapat dikembangkan seperti berikut:




Pada tahap selanjutnya siswa  mengembangkan kemandirian belajar dengan melaksanakan tugas mandiri (proyek). Namun demikian, komunikasi guru dengan siswa selama mengerjakan tugas di luar kelas guru tetap menjalin komunikasi dengan menggunakan jejaring teknologi. Tugas siswa di luar kelas dilandasi dengan sistem kontrak target belajar, mengembangkan potensi individu melalui kerja sama kelompok.
Waktu pelaksanaan tugas dibatasi dengan ditentukan lamanya. Hasil pengumpulan, pengolahan, dan penafsiran data mereka susun dalam bentuk kerangka laporan yang dikembangkan dengan menggunakan model mind maping. Laporan dirumuskan kelompok yang disajikan dalam bentuk power point.
Selanjutnya para siswa menyajikan hasil elaborasi data dan fakta yang mereka peroleh dari hasil penelitian selanjutnya mereka sajikan sebagai bahan seminar dalam kelas.
Tujuan pembelajaran bertujuan khusus untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berpikir ilmiah yang meliputi beberapa indikator di bawah ini.
  1. Merumuskan masalah
  2. Merumuskan hipotesis
  3. Menguji hipotesis
  4. Mengolah data
  5. Menafsirkan data
  6. Menarik kesimpulan
  7. Melaporkan hasil penelitian.
Diagram berikut memperlihatkan skenario pembelajaran:
Skenario pembelajaran dilaksanakan dalam  4 jam pelajaran tatap muka dan tugas terstruktur di luar kelas.  Skenario pembelajaran dikembangkan dalam tiga tahap sebagaimana digambarkan dalam gambar di bawah ini :


Secara umum pembelajaran ini dikembangkan untuk membangkitkan daya kompetisi dan kekompakan kelompok. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pembelajaran kelas dibagi dalam beberapa kelompok kecil, maksimal 5 orang.
Guru dalam pelaksanaan pembelajaran menerapkan sistem time token ekonomi. Dengan menggunakan pendekatan ini  diharapkan siswa mengembangkan daya kompetisi untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Setiap kekompok yang memenuhi prilaku belajar dan hasil belajar yang diharapkan dihargai oleh guru dalam bentuk tanda bintang. Untuk keperluan menghimpun tanda bintang yang diperolah, tiap kelompok menyediakan kertas tempat menempel tanda penghargaan yang diperolehnya. Kelompok yang berhasil mendapatkan bintang yang terbanyak mendapat hadiah khusus misalnya “permen” atau hadiah lain yang memiliki nilai ekonomi.
Proses pembelajaran dikembangkan lebih lanjut dalam beberapa langkah yang dapat diuraikan lebih lanjut seperti di bawah ini.
Pertemuan Tahap ke-1 : tatap muka (Eksplorasi)
Model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Introduction/PBI)
  1. Guru menyampaikan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator hasil belajar.
  2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa agar kompetitif dalam meraih prestasi belajar terbaik secara berkelompok.
  3. Guru menghimpun informasi yang sudah siswa kuasai tentang SK /KD yang akan siswa pelajari sebelum proses pembelajaran berlanjut.
  4. Guru menetapkan target hasil belajar yang akan dilakukan dalam 3 tahap yaitu kegiatan tatap muka, kegiatan mandiri terstruktur, dan kegiatan tatap muka untuk mempresentasikan dan membahas hasil penelitian.
  5. Guru memfasilitasi siswa untuk membentuk kelompok kecil, maksimal 5 siswa.
  6. Guru memotivasi siswa untuk melakukan aktivitas merumuskan masalah penelitian,  tujuan , hipotesis,  kerangka pemikiran, dan merumuskan informasi yang siswa perlukan dengan mengeksplorasi dari buku teks pegangan siswa, buku di perpustakaan, mengeksplorasi informasi dari internet.
  7. Siswa mengeksplorasi  berbagai contoh penelitian sederhana dari berbagai sumber dengan menggunakan kata kunci sciene for kids.
  8. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
  9. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
  10. Guru membantu siswa dalam merencanakan bentuk penyajian kerangka pikir, kerangka laporan, dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka menyiapkan pengerjaan tugas mandiri dengan teman-temannya
Tahap ke-2 :  tugas terstruktur (Elaborasi)
Pelaksanaan kegiatan belajar mandiri menggunakan model student teams – achievement division (STAD)
  1. Siswa bekerja dalam  kelompok kelompok yang anggotanya 5 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, kemampuan menyediakan sumber informasi, dll)
  2. Siswa mengerjakan tugas susuai dengan yang direncanakan, mamastikan bahwa semua anggota kelompok aktif sesuai dengan peran yang mereka rancang, dan melaksanakan tugas sesuai dengan prosedur yang telah mereka tetapkan.
  3. Siswa menyampaikan infomasi kepada guru melalui jejaring internet, berkonsultasi, dan meminta bantuan guru jika siswa perlukan.
  4. Guru mengontrol perkembangan kegiatan seluruh siswa,  mengarahkan, dan memberi motivasi melalui hubungan interaktif berbasis jejaring internet.
  5. Siswa mengumpulkan fakta, menghimpun , mengolah, dan penafsiran data serta  menarik kesimpulan sebagai hasil penelitian.
  6. Siswa merumuskan hasil penelitian daalam bentuk power point sebagai bahan penyajian dalam kelas.
Tahap ke-3: tatap muka  (Konfirmasi)
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Demonstrasi atau Presentasi
  1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan target belajar yang harus siswa capai.
  2. Guru menyampaikan informasi tentang hal-hal yang menjadi bahan penilaian belajar dan mendorong siswa untuk berkompetisi memperoleh penghargaan tertinggi karena menunjukkan berbagai prestasi yang baik.
  3. Guru memfasilitasi siswa menentukan skenario pelaksanaan penyajian hasil karya siswa sehingga  tugas  kelompok penyaji dan kelompok pemerhati menjadi jelas.
  4. Siswa  menyajikan hasil penelitian dalam bentuk power point serta menggunakan berbagai sumber informasi berbasis  jejaring internet.
  5. Siswa membahas materi yang didemonstrasikan tugas sebagai hasil kegiatan kelompok.
  6. Guru menilai aktivitas belajar siswa dan karya yang siswa sajikan.
  7. Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisis hasil kerjanya untuk disempurnakan.
  8. Siswa melaporkan hasil tugas.
  9. Guru menyampiaikan penghargaan kepada kelompok terbaik.
  10. Siswa difasilitasi guru menyajikan hasil karyanya dalam jejaring internet.
Demikian rangkaian kegiatan yang dapat para guru coba. Salam.

Artikel terkait :

Metode Pembelajaran “Blended”


Fokus pada peningkatan mutu pembelajaran  merupakan kunci sukses program RSBI saat ini. Sukses sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran akan berdampak mengurangi instabilitas akibat guncangan paradigma RSBI yang dipertanyakan publik akhir-akhir ini.
Dalam kondisi seperti ini, semua pihak perlu menaruh perhatian lebih  terhadap usaha  meningkatkan mutu pembelajaran. Salah satu strategi adalah penerapan metode  pembelajaran blended agar pembelajaran lebih adaptif dan berkeunggulan.

Apakah Metode Blended?
Metode pembelajaran blended merupakan metode mengajar yang menggabungkan berbagai metode pembelajaran, penggabungan meliputi metode pembelajaran tradisional dalam bentuk tatap muka dengan metode pembelajaran modern yang berbasis komputer.
Menurut para pendukungnya, strategi ini mampu menciptakan lingkungan belajar  yang mengintegrasikan pendidik dan peserta didik dalam interaksi tatap muka maupun bermedia. (Wikipedia; 2011). Dengan dukungan tatap muka dan bermedia komunikasi,  guru dan siswa dapat berkomunikasi kapan pun dan dari mana pun.
Istilah blended pada awalnya sering dipakai dalam bidang pelatihan di Amerika yang dimaknai dengan metode “pembelajaran integratif”, ” belajar hybrid “,  “pembelajaran multi-metode “ .Dilihat dari sifatnya penggunaan metode ini “variatif dan integratif”, menggunakan berbagai metode untuk mecapai tujuan dengan tingkat pencapaian yang lebih baik.
Penggunaan metode ini dapat membuka peluang kepada guru dan siswa sehingga  meningkatkan peluang berinteraksi karena komunikasi dapat dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas.  Kerja sama guru dan siswa  tidak dibatasi dengan keterbatasan jam tatap muka di sekolah. Beban guru untuk mengajar lebih ringan  karena siswa bisa belajar mandiri lebih banyak, lebih panjang waktunya karena siswa terintegrasi dalam jejaring online.
Jika digambarkan dalam diagram setidaknya terdapat  dua  bagian penting yang membentuk metode blended, yaitu  pembelajaran tatap muka, dan pembelajaran online  atau e learning.



Pelaksanaan pembelajaran blended yang mengintegrasikan metode yang variatif  dengan memberdayakan kegiatan  tatap muka dan penggunaan jejaring internet.  Untuk menggunakan metode ini memerlukan kebijakan pada tingkat sekolah agar porsi kegiataqn tiap mata pelajaran sesuai dengan alokasi tiap mata pelajaran. Dengan dasar itu, tiap guru mata pelajaran mengembangkan skenario pelaksanaannya berkembang sinergis dengan memperhatikan beban belajar yang dapat siswa pikul.
Penggunaan metode blended memiliki peluang untuk berkembang lebih cepat sejalan dengan perkembangan teknologi yang cepat berubah dan meningkatnya penggunaan internet yang semakin dinamis dengan jejaring yang semakin luas. Dampak dari perkembangan itu menghasilkan kecendrungan berikut;
  1. Pembelajaran dinamis dengan menggunakan perangkat teknologi wireless;  waktu, tempat, pekerjaan, komunikasi terintegrasi dalam jejaring internet.
  2. Pembelajaran menekankan pada aspek visual, individual,  dan materi pembelajaran yang semakin  mudah diakses.
  3. Pembelajaran blended akan semakin cepat berkembang untuk memenuhi kebutuhan setiap individu perlu belajar.
  4. Pembelajaran akan semakin terintegrasi, mengentalkan komunitas, dan menguatkan kolaborasi.
Mengapa Pembelajaran Blended?
Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang memenuhi kebutuhan hidup siswa pada jamannya. Hasil penelitian para ilmuan dan para praktisi tingkat global bahwa pada perspektif global  para siswa memerlukan 4 keterampilan utama. Keterampilan esensial yang mendasari keempat keteramplan itu adalah terampil mematuhi perintah Allah seperti yang tergambar  di bawah ini.
  1. Fokus penguasaan akademik, diintegrasikan pada  isu global; finansial, ekonomi, dan kewirausahaan; kewarganegaraan; melek kesehatan, dan melek lingkungan dengan fokus utama pada
  2. Meningkatkan keterampilan belajar dan berinovasi. siswa yang disiapkan maupun yang tidak disiapkan tetap sajam perlu meningkatkan kreativitas-inovasi, berpikir kritis-pemecahan masalah, berkomunikasi-berkoloborasi untuk masa depannya.
  3. Keterampilan mendayagunakan informasi, media, dan teknologi informasi komunikasi (TIK) sehingga  siswa memiliki akses ke banyak informasi, 2) beradaptasi pada perubahan perangkat teknologi yang berubah cepat, dan 3) kemampuan berkolaborasi  serta mengembangkan  kontribusi individu pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.
  4. Hidup dan Berketerampilan Karir. Lingkungan kehidupan yang kompleks, dunia kerja yang semakin kompetitif di era informasi global mengharuskan siswa memperhatikan pengembangan kemampuan hidupnya dan keterampilan berkarir.
  5. Hidup berkarakter yang didasari degnan keterampilan hidup yang berahlak dan mamatuhi perintah Allah
Tony Wagner menyatakan bahwa keterampilan siswa perlu terasah untuk mengembangkan keterampilan bersifat interdisipliner, terintegrasi, berbasis proyek, dan terampil menggunakan keterampilan terbaiknya untuk bertahan hidup.
Dalam bukunya Global Achievement Gap, Tony menyatakan bahwa ada 7 keterampilan utama yang wajib siswa kuasai agar bertahan hidup dan beradaptasi dengan perubahan di Abad ke 21, yaitu:
  1. Terampil berpikir kritis dan memecahkan masalah.
  2. Kolaborasi berbasis jaringan dan mengembangkan kemapuan memimpin yang berpengaruh.
  3. Mampu mengubah arah dan bergerak secara cepat dan efektif dan beradaptasi.
  4. Memiliki daya inisiatif dan berkewirausahaan
  5. Bicara dan menulis secara efektif.
  6. Mengakses dan menganalisis informasi.
  7. Bersikap selalu ingin tahu dan berimajinasi.
Di samping memiliki kesadaran global. pendidikan yang Indonesia  harus dapat mengindonesiakan para siswa agar manjadi manusia Indonesia yang berkeungulan. Untuk itu mereka butuhkan keterampilan yang menjadi ciri khas Indonesia yaitu menjadi manusia beriman, berakhlak, dan berkarakter, siap UN, siap melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, dan beradaptasi dalam konteks tantangan global.
Dalam memenuhi kebutuhan pengembangan keterampilan siswa yang sangat variatif   sebagaimana dijelaskan di atas, maka kebijakan sekolah perlu diarahkan untuk mengembangkan keterampilan sebagai sasaran utama. Ada pun keterampilan utama yang siswa perlukan sebagai berikut:
  1. Terampil membaca, menulis, dan berkomunikasi.
  2. Terampil menguasai ilmu pengetahuan esensial.
  3. Terampil belajar dan berinovasi, meningkatkan kreativitas-inovasi, berpikir kritis, pemecahan masalah.
  4. Terampil mengelola informasi, media, dan teknologi informasi komunikasi. Terampil mengakses dan menyeleksi informasi, menggunakan perangkat teknologi yang berubah cepat, dan  berkolaborasi dalam meningkatkan  kontribusi individu pada skala nasional dan global.
  5. Terampil mengembangkan diri yang berkarakter, berahlak, dan terampil mematuhi perintah Allah.
Mengasah sejumlah keterampilan itu memerlukan dukungan kebijakan baru yaitu mengubah arah pengembangan kesiapan siswa lulusan UN perlu diversifikasi dengan kebutuhan pengembangan keterampilan. Penguasaan materi UN harus dikuatkan dengan cara meningkatkan pemahaman melalui latihan menerapkan ilmu yang siswa miliki.
Untuk itu, proses pembelajaran yang selama ini diarahkan untuk mengasah siswa memecahkan soal, perlu dikembangkan secara simultan dengan keterampilan menerapkan pengetahuan menjadi karya.
Guru perlu memiliki keterampilan menentukan indikator hasil belajar dalam bentuk penguasaan konsep, mengenali fakta atau fenomena,mengolah data,  menguasai informasi, menyajikan informasi, mengembangkan daya kolaborasi siswa untuk mengerjakan semuanya serta didukung pula dengan keterampilan belajar. Seluruh aktivitas itu perlu dirumuskan dalam bentuk perilaku yang terstruktur,  terukur, dan relevan dengan kebutuhan siswa di masa depan.
Karena itu, proses pembelajaran perlu dipersiapkan dan dilaksanakan dengan mengerahkan segenap sumber daya baik  waktu, tenaga, dan sarana yang digunakan secara bersamaan dalam penerapan metode variatif-integratif atau blended.

Bagaimana Menyiapkan Pembelajaran Variatif-integratif?
Penerapan metode variatif-integratif yang mengintegrasikan metode pembelajaran tradisional dengan metode pembelajaran berbasis komputer dan internet perlu dirancang melalui penetapan kebijakan sekolah yang dimulai dari perumusan lulusan yang sekolah harapkan. Hal tersebut perlu dirancang dan dituangkan dalam sasaran pelaksanakan pelayanan pendidikan dan pembelajaran dalam Dokumen Satu KTSP.
Contoh:
Tujuan Pengembangan KTSP
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) SMA…. bertujuan untuk memfasilitasi siswa lulus UN seperti pada contoh berikut menjadi tidak cukup.
Sekolah perlu menetapkan sasaran yang berbeda sehingga lulus UN bukan satu-satunya sasaran. Sekolah perlu merumuskan tujuan seperti berikut:
  1. Membentuk akhlak dan perilaku religius peserta didik yang dibuktikan dengan kepatuhan kepada Allah SWT, meningkatnya keterampilan siswa beribadah, terampil membaca al-quran, menguasai ilmu agama, berakhlak, dan berkarakter.
  2. Meningkatkan keterampilan siswa  membaca, menulis, dan berkomunikasi baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggris.
  3. Meningkatkan keterampilan siswa menguasai ilmu pengetahuan dan menerapkan ilmu pengetahuan sebagai modal sukses UN, sukses masuk PTN, dan sukses beradaptasi dalam perubahan dunia yang makin cepat.
  4. Meningkatkan keterampilan belajar dan berinovasi, meningkatkan kreativitas-inovasi, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
  5. Meningkatkan kerampil mengelola informasi, media, dan teknologi informasi komunikasi, mengakses dan menyeleksi informasi, menggunakan perangkat teknologi yang berubah cepat, dan  berkolaborasi dalam meningkatkan  kontribusi individu dalam konteks kehidupan nasional dan global.
  6. Meningkatkan keterampilan hidup dan berkarir dalam lingkungan yang kompleks, dunia kerja yang makin kompetitif, makin dunia kerja yang semakin memerlukan keterampilan beretika, berkolaborasi, inovatif, dan  memiliki kesadaran global
Sebagai konsekuensi dari penerapan standar dalam pemenuhan standar SKL, maka sekolah perlu menjabarkan tujuan umum sekolah tersebut dalam indikator kompetensi pecapaian belajar  pada tiap SK KD yang berlandaskan paradigma bahwa puncak keberhasilan belajar adalah meraih keterampilan menerapkan ilmu pengetahuan sehingga bermanfaat untuk kehidupan siswa dalam jamannya.
Kompetensi hasil belajar dapat dipilah dalam enam kelompok berdasarkan kebutuhan hidup siswa dalam abad ke-21 yang meliputi berbagai contoh perumusan indikator dalam Silabus dan RPP sebagai berikut:
  • Mengungkapkan informasi secara lisan dengan cara berdiri dalam kelas.
  • Mengidentifikasi informasi ……. melalui kegiatan eksplorasi.
  • Mengidentifikasi ciri-ciri……..
  • Membandingkan ciri-ciri……..sehinga diperoleh perbedaan dan persamaan.
  • Membandingkan hasil kajian literatur dengan hasil pengamatan dengan bantuan teknologi……..
  • Mengeksplorasi keragaman informasi  …….dengan menggunakan berbagai referensi.
  • Menghimpun informasi  tentang ……..secara kolaboratif untuk membuat kesimpulan.
  • Menemukan gejala ……. dari berbagai sumber
  • Mengelaborasi informasi…..dengan mamanfaatkan potensi kelompok.
  • Menggunakan  informasi  …… dalam menyusun laporan pengamatan.
  • Memaparkan .,…..secara tertulis melalui ……..
  • Mevisualisasikan hasil kajian dalam bentuk power point.
  • Menilai hasil karya ……..secara kritis.
  • Mengembangkan ide baru dengan menggunakan …….
Model kata-kata operasional seperti itu, perlu diperltimbangkan lebih lanjut agar konsep, fakta, data, informasi siswa kelola untuk mengembangkan kapasitas berpikir, memberdayakan teknologi, kolaborasi,  memupuk rasa ingin tahu, dan sejumlah prilaku belajar lain yang siswa perlukan untuk mengasah keterampilan belajarnya.

Pengembangan Kompensi Pendidik
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode variatif-integratif diperlukan kompetensi pendidikan dalam penguasaan teknologi sebagai berikut:
  1. Searching, dengan search engine
  2. Collecting, MP3, garfik, animasi, video
  3. Creating, membuat web, membuat game
  4. Sharing, web pages, blog
  5. Communicating, e-mail, IM, chat
  6. Coordinating, workgroups, mailing list
  7. Meeting, forum, chatroom,
  8. Socializing, beragam kelompok sosial on line
  9. Evaluating, on line advisor
  10. Buying-Selling, jual beli on line
  11. Gaming, game on line
  12. Learning, jurnal on line, riset on line
Selain memiliki keterampilan menggunakan teknologi, terdapat sejumlah keterampilan generik yang harus dikuasinya, yaitu kompetensi pedagogis dan profesional. Dengan memperhatikan sejumlah kepentingan siswa untuk mengembangkan keterampilan yang simultan dan kompleks, maka keterampilan guru mengasah keterampilan siswa merupakan titik  kritis yang menjadi kunci sukses.
Menjadi guru yang terampil menerapkan ilmu pengetahuan, inovatif, dan mengembangkan logika dan imajinasi siswa merupakan bagian penting. Menantang siswa berkarya juga menjadi titik kritis lain yang perlu guru kuasai.
Tulisan ini disusun sebagai bahan pelatihan Kepala SMA dan SMK Provinsi Kalimantan Tengah di Palangkaraya pada tanggal 3 Desember 2011.
Lampiran:
Referensi:
Artikel terkait :

Metode Pemecahan Masalah

Metode Pemecahan Masalah



Apakah sistem pembelajaran yang diselenggarakan dengan konsentrasi pada latihan pengerjaan soal yang semakin menguat diimbangi dengan pengembangan ketrampilan siswa bertanya? Pertanyaan ini muncul setelah saya melaksanakan tugas mensupervisi  guru mengajar dalam kelas dan mendapatkan kenyataan sulit mendapatkan bahwa guru mengembangkan keterapilan siswa bertanya.

Dalam tiga minggu terakhir, sebelum para siswa  saya masuk kelas untuk mendampingi guru mengajar. Dalam semua kesempatan saya menantikan pernyataan seperti ” Informasi baru apa yang ingin kalian ketahui dalam proses belajar hari ini?” atau ” masalah apa yang ingin kalian pecahkan?’ atau  ‘ kesulitan apa yang kalian alami dalam mempelajari topik bahasan ini, dapatkan kamu rumuskan dalam bentuk pertanyaan?’.
Stategi pembelajaran yang guru gunakan pada umumnya menggunakan model pemecahan masalah dengan soal yang telah guru siapkan. Strategi ini tentu saja tidak buruk, namun kreativitas belajar siswa tidak cukup dengan meningkatkan keterampilan siswa menjawab. Ilmu pengetahuan datang dari  cara berpikir kreatif melalui proses perumusan pertanyaan.
Keterampilan bertanya merupakan fondasi bagi tumbuhnya keterampilan memecahkan masalah. Oleh karena itu merumuskan masalah dan mecahkan masalah adalah karakter umum dari struktur kognitif manusaia[1] Merumuskan dan memcahkan masalah merupakan proses mental yang meliputi tiga aspek besar yaitu menemukan, merumuskan, menerapkkan solusi masalah. Pemecahana masalah merupakan fungsi intelektual paling kompleks dari semua fungsi intelektual tinggi manusia atau proses kognitif yang memerlukan kontrol dan keterampilan fundamental[2].

Merumuskan Masalah
Yang penting dalam mengasah keterampilan berpikir memecahkan masalah adalah siswa dapat merumuskan masalah. Masalah pada umumnya dapat dikelompokkan dalam tiga jenis yaitu adanya kondisi yang muncul tiba-tiba sehingga muncul keadaan yang tidak diharapkan. Masalah seperti dikategorikan sebagai krisis. Misalnya, tiba-tiba terjadi sesuatu peristiwa yang tidak diduga. Dari kondisi ini muncul pernyataan masalah, seperti:
  • Apa….?
  • Siapa ………?
  • Di mana …………….?
  • Kapan….?
  • Mengapa……?
  • Bagaimana…….?
Klasifikasi masalah yang kedua adalah antara kondisi nyata dengan kondisi yang diharapkan berbeda.  Dari sini mucul masalah yang dapat dinyatakan dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan. Misalnya:
  • Kondisi ……. belum sesuai dengan ….
  • Mengapa ……..belum sesuai dengan……?
  • Apa yang menyebabkan ……tidak sesuai dengan…….?
  • Bagaimana membuat ……..agar……?
Masalah berikutnya yang manusia hadapi adalah ketidaktahuan dan selalu ingin tahu.
Masalah  dapat pula dinyatakan dengan contoh berikut:
  • Mengapa ….?
  • Bagaimana …….bisa jadi ……..?
  • Apa yang menyebabkan …..?
  • Apa yang anda ketahui ….?
  • Apa yang ingin anda ketahui?..?
Dalam merumuskan masalah ilmiah memiliki karakter yang sedikit berbeda sekali pun dasarnya adalah kemampuan bertanya. Cara yang paling mudah adalah mengubah tujuan menjadi pertanyaan. Contoh;
Tujuan;
  • Siswa dapat merumuskan pertanyaan yang meliputi W’s +H.
  • Siswa dapat menerapkan metode berpikir memecahkan masalah.
Pernyataan tersebut dapat diubah menjadi
  • Bagaimana meningkatkan keterampilan siswa merumuskan pertanyaan?
  • Bagaimana meningkatkan keterampilan siswa menerapkan metode berpikir memecahkan masalah?
Langkah-langkah penerapan Metode Pemecahan Masalah
Kompleksitas  pemecahan masalah bergantung pada pada jenis masalah dan kerumitan masalah yang akan dipecahkan. Semakin luas permasalahan yang dibahas semakin banyak informasi yang diperlukan. Semakin banyak waktu yang siswa gunakan. Oleh karena itu, batasilah masalah sesuai dengan informasi yang mungkin dapat siswa peroleh selama pelaksanaan belajar dan waktu yang tersedia.
Langkah pemecahan masalah terdiri atas enam langkah berikut:
  • Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.
  • Menganalisis masalah.
  • Merumuskan alternatif solusi pemecahan masalah.
  • Menganalisis solusi atau paling potensial.
  • Memilih Solusi terbaik dan menyusun rencana tindakan
  • Mengevaluasi Solusi[3]
Rangkaian proses ini dapat menjadi panduan guru dalam mentukan kegiatan siswa yang dapat dijabarkan lebih lanjut dalam langkah-langkah opersional di bawah ini.

1. Mengidentifikasi dan mendefinisikan  Masalah
Proses memecahkan masalah sebaiknya diawali dengan mendefinisikan masalah yang ingin Anda pecahkan. Anda perlu memutuskan apa yang ingin Anda capai dan menuliskannya. Langkah menuliskan masalah  memaksa Anda untuk berpikir tentang apa yang sebenarnya Anda juga menuliskan cara untuk memecahkan merumuskan apa sesungguhnya yang ingin Anda capai.

2. Menganalisis Masalah
Langkah berikutnya dalam proses menganalisis,  di mana Anda sesungguhnya sekarang? Apa yang ingin Anda capai? Apa sesungguhnya yang menyebabkan Anda punya masalah? Memahami “dari mana masalah itu datang?” Apakah masalah itu relevan dengan perkembangan kehidupan  saat ini?. Apakah Anda memiliki perangkat kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi solusi?  atau Tahukah Anda  bahwa ide itu dapat dikerjakan? Apakah Anda dapat memprediksi waktu yang dihabiskan untuk memecahkan masalah itu? Berapa lama?.

3. Merumuskan Alternatif Solusi Pemecahan Masalah
Bila Anda telah menemukan masalah yang sebenarnya ingin Anda pecahkan, maka langkah selanjutnya pikirkan apa yang harus “ Anda lakukan?” Berpa banyak kemungkinannya?   Pada tahap ini Anda harus berkonsentrasi untuk menghasilkan banyak solusi. Semakin banyak pilihan semakin banyak informasi yang Anda dapatkan.  Di sini harus memperlakukan setiap ide untuk dipertimbangkan.

4. Menganalisis Solusi yang Paling Potensial
Bagian dari proses pemecahan masalah adalah mengamati, menyelidiki, mempertimbangkan  berbagai faktor tentang tiap berbagai solusi pilihan yang potensial. Mengapa Anda pilih solusi itu? Atas dasar pemikiran apa? Apakah kekuatan argumentasi yang digunakan untuk menentukan solusi potensial itu? Apakah informasi yang diganakan sebagai dasar menentukan alternatif solusi itu valid? Tuliskan beberapa alternatif yang paling potensial dan tuliskan argumentasi pendukungnya.

5. Memilih Solusi terbaik dan menyusun rencana tindakan
Ini adalah bagian dari proses pemecahan masalah yang paling penting, memutuskan solusi terbaik.  Anda telah melihat alterntif yang dipilih  secara cermat dan dengan  penilaian yang hati-hati.  Tulislah, YA pada gagasan yang Anda tetapkan. Ingat selain mempertimbangkan secara rasional belajarlah menggunakan intuisi. Pengalaman hidup  juga akan membantu Anda menilai memilih alternatif solusil. Laksanakan solusi itu dengan merumuskan recana kegiatan selanjutnya

6.Melaksanakan kegiatan atau menerapkan solusi
Bagian dari proses yang tidak kalah penting adalah menuliskan apa yang akan Anda lakukan selanjutnya. Sekarang bahwa Anda memiliki solusi yang potensial, kini kerjakan apa yang seharusnya Anda kerjakan. Pastikan bahwa masalah satu masalah selesai,

7. Mengevaluasi Solusi
Anda perlu melihat kembali apa sesungguhnya tujuan Anda? Atau, apakah sesungguhnya yang ingin anda capai? Apakah tujuan tercapai? Jika belum,  Apa sesungguhnya penghambatnya?  Apakah Anda menentukan berbagai langkah untuk mengatasinya? Silakan selesaikan masalah berikutnya.
Semua langkah dalam peningkatan keterampilan bertanya dikembangkan secara bertahap dengan tingkat kesulitan yang semakin tinggi disesuaikan dengan kapasitas belajar siswa.

Menerapkan Metode Mengajar Variatif

Menerapkan Metode Mengajar Variatif dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Ilmiah Siswa

 

Guru yang handal adalah guru yang mampu melaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode yang variatif. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode variatif dapat membangkitkan suasana tidak monoton. Motivasi siswa belajar dibangkitkan cara-cara yang berbeda. Pembelajaran lebih menyenangkan,   aktif, inovatif, inspiratif, kreatif, imajinatif, dan rasional (pemaiinkidal).

Dalam tulisan ini GP menyajikan model pelaksanaan pembelajaran dengan mengintegrasikan empat metode mengajar. Dalam skenario ini mengintegrasikan pengajaran tradisional dan metode pengajaran masa kini  dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
Skenario pembelajaran untuk membangkitkan siswa aktif dengan menggunakan metode (1) tanya jawab  (2) Student Team Achievement Division (STAD) atau model tim siswa berprestasi, (3) pemecahan masalah atau problem based introdution (PBI), dan (4)  model web based intruction  (WBI) atau pembelajaran berbasis internet.
Agar guru tidak terlalu sibuk memilih terlalu banyak teknik membelajarkan siswa, maka penggunaan metode disesuaikan dengan siklus apersepsi, inti, dan penilaian yang secara simultan dengan penerapan siklus eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada tiap penggunaan metode menekankan pada fungsi pengembangan kompetensi yang berbeda, namun secara keseluruhan menjadi proses untuk mengasah keterampilan berpikir ilmiah siswa.
Penggunaan metode dilakukan secara bertahap, namun demikian guru dapat menggunakannya secara simultan jika situasi belajar membutuhkan perpaduan dua metode atau lebih.
Tanya jawab guru gunakan dalam tahap apersepsi dengan cara mengeksplorasi informasi yang siswa kuasai tentang materi pelajaran; menentukan tujuan, indikator, dan kriteria keberhasilan belajar, dan  mengidentifikasi informasi baru yang perlu siswa ketahui dan keterampilan yang perlu siswa kuasai agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Selanjutnya kelas dibagi dalam beberapa kelopok.

STAD (Student Team Achievement Division), setelah siswa memahami tujuan pembelajaran maka kelas dibagi dalam kelompok (tiap kelompok bisa 4 sampai 6 siswa). Pastikan bahwa tiap kelompok memiliki anggota tim yang variatif. Dorong siwa bekerja sama agar saling mengasah pengalaman, memahami masalah, dan merencanakan pemecahan masalah dengan menggunakan teori, saling memperluas pemahaman melalui kegiatan tutor teman sebaya. Di sini mereka menghimpun data, mengolah data, dan untuk mencapai target belajar dalam kelompok.
Tiap anggota kelompok bekerja sama dalam rangka meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan meningkatkan keterampilan memecahkan masalah. Kerja sama ditingkatkan untuk mencari informasi, menghimpun data, mengolah data mengelaboarasi informasi dengan menggunakan berbagai berbagai sumber belajar.
Seluruh anggota kelompok mengembangkan kerampilan menjelaskan informasi, contohnya, melalui kegiatan presentasi. Melalui proses ini diharapkan seluruh anggota kelompok menguasai komptensi yang menajadi target belajar.
Kerja sama kelompok dalam proses belajar guru nilai dengan menggunakan format acuan penilaian. Di samping penilaian kelompok, kompetensi siswa juga dinilai secara idividual. Total perolehan nilai tiap individu pada tiap kelompok dihitung sebagai nilai kontribusi individu terhadap kelompok. Hasil belajar tiap individu sama-sama menentukan keberhasilan kelompok. Dalam proses ini siswa bekerja sama dalam belajar, namun mendapatkan penilaian secara individual (Eric, 1996).

WBI (Web Based Instruction) adalah pebelajaran untuk mengebangkan lingkungan belajar yang memanfaatkan ketersedian akses internet. Tujuan penggunaan metode ini adalah untuk meningkatkan kemandirian siswa dan menyediakan sumber belajar berbasis komputer atau internet. Siswa mamanfaatkan  sumber belajar yang sangat varitif. Yang perlu guru jamin adalah memndapatkan  informasi yang mereka perlukan dari sumber yang sehat. Di samping itu, siswa dapat dari internet dapat mengenali model pemecahan masalah yang sejenis sebagai contoh.

PBI (Problem based introduction) penggunaan model ini untuk meningkatan keterampilan siswa memecahkan masalah. Penerapan metode ini diawali dengan meningkatkan keterampilan siswa mendefinisikan masalah, menghimpun informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah, memilih alternatif pemecahan masalah, melakukan observasi atau percobaan, menghimpun data, menyimpulkan dan menerapkan alternatif solusi pemencahan masalah.
Apakah  pertumbuhan tanaman menjauh atau mengarah pada cahaya matahari?
Apa yang menyebabkan masyarakat membuang sampah ke sungai?
Berhati-hatilah dalam mendorong siswa mengidentifikasi masalah karena proses ini dapat menghabiskan banyak waktu.

Berpikir Ilmiah
Proses berpikir ilmiah menurut Antonio Zamora terdiri  atas empat kegiatan utama, yaitu;
  • Melakukan observasi dan mendeskripsikan gejala alam atau fenomena. Observsi dapat dilakukan secara visual atau dengan bantuan teknologi.
  • Merumuskan hipotesis untuk menjelaskan fenomena dalam hubungan sebab akibat atau dalam hubungan matematis.
  • Menguji hipotesis dengan cara menganalisis hasil observasi, memprediksi hasil observasi tentang adanya fenomena baru. Jika percobaan tidak dapat membuktikan kebenaran hipotesis maka hipotesis harus ditolak atau diubah. Kegiatan kembali ke merumuskan hipotesis berikutnya.
  • Menetapkan teori melalui verikasi ulang.
Empat tahap besar itu dijabarkan dalam kegiatan belajar melalui serangkaian proses seperti yang Ellen Booth Cruch rumuskan dalam rangkaian  tujuh langkah kegiatan, yaitu:
  1. Mengobservasi fenomena ……(alam atau sosial*) ….yang dilakukan secara visual atau menggunakan teknologi* pilih salah satu.
  2. Membandingkan berbagai fakta atau informasi yang diperoleh dari pengamatan.
  3. Mengelompokan informasi yang diperoleh dapat membedakan  ….dengan ….secara jelas.
  4. Merumuskan hipotesis untuk memprediksi ………agar siswa membuktikan prediksinya.
  5. Melakukan eksperimen (observasi) ……untuk memperoleh data sesuai yang direncanakannya.
  6. Mengevaluasi hasil eksperimen (observasi) untuk menguji kebenaran hipotesis atau prediksi yang telah siswa tetapkan.
  7. Menerapkan hasil studi  dalam bentuk…… (karya nyata yang inovatif).
Kegiatan pengembangan keterampilan berpikir ilmiah ini membutuhkan waktu dua jam pertama tatap muka,  dua jam kegiatan tidak struktur, dua jam tatap muka untuk penyajian hasil karya siswa.

Integrasi STAD, WBI, dan PBI
Kegiatan pembelajaran tim berprestasi, pembelajaran berbasis web, dan problem solving dapat guru kembangkan dalam mengembangkan langkah-langkah pembelajaran  dalam menguasai teori dan menerapkan teori dalam kehidupan nyata. Harapannya dari penggunaan model ini siswa mendapat pengalaman nyata mengembangkan keterampilan berpikir ilmiah, melalui kegiatan belajar kreatif  di bawah ini.

Melakukan observasi
Mengamati dan mencermati , melihat dari sudut pandang yang berbeda, Cegahlah untuk melompat dengan “melakukan” percobaan. Kita perlu mengingatkan mereka agar menggunakan semua indra mereka ketika mereka mendekati suatu atau kegiatan tertentu. Mintalah siswa untuk mengumpulkan informasi dari berbagai sudut pandang. Misalnya, Apa yang Anda ingat tentang tanaman ini? Apa yang terjadi ketika anda melihatnya dari atas, jauh, atau sangat dekat? Mari kita tunggu dan lihat apa yang terjadi ketika angin bertiup. Catatlah! Gunakan HP-mu untuk mengambil gambarnya!

Membandingkan data,
Bawalah siswa untuk membandingkan dengan fenomena pada lingkungan yang berbeda.  Perhatikan bagaimana siswa mengekspresikan hubungan antara berbagai hal. Bagaimana menurutmu tanaman ini sama atau berbeda? Di mana Anda melihat tanaman yang serupa? Apa bedanya? Bagaimana stuktur tanaman yang memiliki ciri yang berbeda? Apakah baunya sama atau berbeda? Kegiatan selanjutnya adalah siswa membandingkan data yang diperoleh dari lapangan dengan informasi yang mereka dapat dari internet atau buku referensi.

Mengelompokan informasi
Cobalah atur data tentang tanaman itu dan kelompokan menurut sifat yang anda dikenali. Bagaimana menyusunnya? Tentukan caranya. Coba kenali benda yang dapat dimasukkan ke dalam lebih dari satu kelompok. Ini adalah waktu yang tepat untuk mengundang siswa untuk merekam hasil penemuan dalam tebel, gambar, atau grafik. Gambar, foto, dan grafik yang mereka buat  perbandingan lebih lanjut. Berapa banyak cara yang dapat kita gunakan untuk mengurutkan tanaman? Dengan dan tanpa bunga, tinggi dan pendek, daun besar dan daun kecil. Berapa banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengelompokan daun, dahan akar? (Bulat, panjang, menunjuk,keras, lunak, tinggi-rendah, lebar-sempit)

Merumuskan hipotesis
Ini adalah merupakan langkah kegiatan berspekulasi. Berdasarkan pengetahuan sebelumnya siswa membuat prediksi. Mereka menggunakan pengalamannya untuk membentuk pengalaman belajar yang baru. Pastikan siswa mengikuti proses ini. Apa jadinya jika menyimpan tanaman di dalam lemari kayu? Akan sinar matahari menyentuh daun? Langkah ini juga membantu anak-anak membuat generalisasi.  Jika mereka melihat bahwa sinar matarahi menerpa daun bambu atau pisang apa yang terjadi? Jika di bawah daun rimbun, bagaimana tanaman di bawahnya menerima sinar matahari?  Apa yang terjadi?

Melakukan eksperimen
Pada tahap ini saatnya anak-anak menguji prediksi mereka. Membuktikan ide-ide mereka dengan percobaan. Membuktikan ide-ide mereka dengan mengamati fakta. Langkah ini adalah untuk memberikan banyak informasi. Mereka akan terus mengeksplorasi informasi. Bangkitkan semangat untuk mencatat informasi dan membandingkan dengan teori yang telah mereka pelajari. Perhatikan bagaimana mereka melakukan kegiatan secara bersama-sama atau sendiri-sendiri sehingga mereka benar-benar belajar, menjadi pembelajaran yang independen. ” Bagaimana kita bisa menguji apakah cahaya meyentuh daun? Bagaimana dengan daun yang berbeda? Di mana kita dapat meletakkan tanaman untuk melihat apakah tanaman memerlukan cahaya matahari? Apa lagi yang Anda ingin tahu tentang tanaman itu?

Mengevaluasi hasil eksperimen
Langkah ini adalah peluang untuk siswa mengkomunikasikan hasil eksperimen mereka. Mengokunikasikan informasi atau fakta yang mereka dapatkan. Merekam pengalaman belajar melalui kerja sama, mendapatkan pengalaman nyata, tidak sekedar verbal. Mereka  mengubah informasi yang  abstrak ke dalam bentuk gambar, foto, grafik,  dan buku cataan dari kegiatan lapangan. Apakah siswa membuat gambar-bambar dari kegiatan studi ini?  Di mana tempat tanaman itu tumbuh? Tempat yang tidak baik untuk tanaman itu tumbuh di mana? Berapa banyak daun yang bisa menerima cahaya matahari?  Apakah seluruh tujuan yang siswa tentukan  sudah tercapai.  Bagaimana kita bisa menampilkan informasi ini pada grafik? Apakah mereka dapat menyajikan seluruh hasil pekerjaanya secara ringkas dan menarik dengan bantuan teknologi?
Cobalah langkah diterapkan dalam bidang bidang yang lebih luas agar siswa mendapat pengalaman belajar yang kongrit pada berbagai topik. Siswa mendapat pengalaman untuk menerapkan  cara berpikir, menangolah infomasi, dan belajar sambil bekerja di lapangan.

Mempresentasikan hasil observasi atau eksperimen
Presentasi dalam bentuk kerangka karya ilmiah. Dalam langkah ini siswa diharapkan dapat menyajikan hasil studinya dalam kelas. Mempertanggung jawabkan apa yang mereka dapat dan telah guru arahkan sehingga siswa mendapatkan informasi yang seharusnya mereka dapatkan. Melalui langkah ini siswa dapat saling berbagi informasi dan mempublikasikan hasil penemuannya.

Menerapkan hasil studi
Pilihkan  topik yang menarik pada mata pelajaran yang guru harus sampaikan. Saat ini adalah waktu tepat, mengubah pertanyaan-pertanyaan terbuka menjadi kegiatan nyata, dan menghasilkan karya nyata. Pembelajaran tidak berhenti pada bagaimana siswa menghimpun informasi , namun lebih jauh lagi menggunakan informasi untuk mendapatkan pengalaman baru, dan karya nyata.
Model pembelajaran ini menarik sebagai bahan melakukan penelitian tindakan kelas. Meneliti semuanya bukan keharusan, memperhatikan sebagian secara mendalam dan faktual sehingga dapat menjadi bahan perbaikan cara guru mengajar itu lebih baik.

Produk Hukum Pendidikan

Produk Hukum Pendidikan di Indonesia

 

 
 
Undang Undang Republik Indonesia
  • uu_08_1983 (tentang pajak pertambahan nilai barang dan jasa dan pajak penjualan atas barang mewah)
  • uu_17_2003 (tentang keuangan negara)
  • uu_20_2003 (tentang sistem pendidikan nasional)
  • uu_01_2004 (tentang perbendaharaan negara)
  • uu_15_2004 (tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara)
  • uu_14_2005 (tentang guru dan dosen)
  • uu_28_2007 (tentang perubahan ketiga atas uu_6_1983 tentang ketentuan umum dan tatacara perpajakan)
  • uu_36_2008 (tentang perubahan keempat atas uu_7_1983 tentang pajak penghasilan)
  • uu_24_2009 (tentang bendera, bahasa dan lambang negaara, serta lagu kebangsaan)
  • uu_42_2009 (tentang perubahan ketiga atas uu_8_1983 tentang pajak pertambahan nilai barang dan jasa dan pajak penjualan atas barang mewah )
Keputusan Presiden
  • Keppres_80_2003 (tentang pedoman pelaksaaan pengadaan barang dan jasa pemerintah)
Instruksi Presiden
  • inpres_05_2006 (tentang gerakan nasional percepatan penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan pemberantasan buta aksara)
Peraturan Pemerintah
  • pp_19_2005 (tentang standar nasional pendidikan)
  • pp_58_2005 (tentang pengelolaan keuangan daerah)
  • pp_06_2006 (tentang pengelolaan barang milik negara dan daerah)
  • pp_08_2007 (tentang investasi pemerintah)
  • pp_41_2007 (tentang organisasi perangkat daaerah)
  • pp_43_2007 (tentang perubahan atas pp_48_2005 tentang pengangkatan tenaga honorer menjadi calon pegawai negeri sipil)
  • pp_48_2008 (tentang pendanaan pendidikan)
  • pp_60_2008 (tentang sistem pengendalian intern pemerintah)
  • pp_74_2008 (tentang guru)
  • pp_17_2010 (tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan)
  • pp_66_2010 (tentang perubahan atas pp_17_2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan penidikan)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
A. Tahun 2006
B. Tahun 2007
  • permen_01_2007 (tentang perubahan permendiknas no 45 tentang UN tp 2006_2007)
  • permen_02_2007 (tentang ujian sekolah_madrasah tp 2006_2007)
  • permen_05_2007 (tentang perubahan permendiknas no 2 tahun 2007)
  • permen_06_2007 (tentang perubahan permendiknas no 24 tahun 2006)
  • permen_12_2007 (tentang standar pengawas sekolah_madrasah)
  • permen_13_2007 (tentang standar kepala sekolah_madrasah)
  • permen_14_2007 (tentang standar isi untuk program paket A_B dan C)
  • permen_16_2007 (tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru)
  • permen_16_2007 (lampiran)
  • permen_17_2007 (tentang ujian nasioanal pendidikan kesetaraan tahun 2007)
  • permen_18_2007 (tentang sertifikasi guru dalam jabatan)
  • permen_19_2007 (tentang standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan dasar dan menengah)
  • permen_20_2007 (tentang standar penilaian pendidikan)
  • permen_22_2007 (tentang penetapan buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran)
  • permen_24_2007 (tentang standar sarana dan prasarana untuk sd_mi_smp_mts_sma_ma)
  • permen_27_2007 (tentang penetapan buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran)
  • permen_40_2007 (tentang sertifikasi bagi guru dalam jabatan melalui jalur pendidikan)
  • permen_41_2007 (tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah)
C. Tahun 2008
  • permen_02_2008 (tentang buku).pdf
  • permen_03_2008 (tentang standar proses pendidikan kesetaraan program paket A_B dan C).pdf
  • permen_05_2008 (tentang ujian sekolah_madrasah tp 2007_2008).pdf
  • permen_10_2008 (tentang petunjuk teknis pelaksanaan DAK bidang pendidikan tahun anggaran 2008).pdf
  • permen_11_2008 (tentang perubahan permendiknas no 18 tahun 2007 tentang sertifikasi guru dalam jabatan).pdf
  • permen_12_2008 (tentang penetapan buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran).pdf
  • permen_13_2008 (tentang HET buku teks pelajaran yang hak ciptanya dibeli oleh depdiknas).pdf
  • permen_15_2008 (tentang ujian nasional pendidikan kesetaraan tahun 2008).pdf
  • permen_24_2008 (tentang standar administrasi sekolah_madrasah).pdf
  • permen_25_2008 (tentang standar perpustakaan sekolah_madrasah).pdf
  • permen_26_2008 (tentang standar tenaga laboratorium sekolah_madrasah).pdf
  • permen_28_2008 (tentang perubahan permendiknas no 13 tahun 2008 tentang HET buku teks pelajaran).pdf
  • permen_32_2008 (tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru pendidikan khusus).pdf
  • permen_39_2008 (tentang pembinaan kesiswaan).pdf
  • permen_52_2008 (Instrumen Akreditasi – Petunjuk Umum).pdf
  • permen_52_2008 (lampiran – juknis).pdf
  • permen_52_2008 (tentang kriteria dan perangkat akreditasi sma_ma).pdf
  • permen_77_2008 (tentang ujian nasional sma_ma tp 2008_2009).pdf
  • permen_78_2008 (tentang ujian nasional smp_mts_smplb dan smk).pdf
  • permen_82_2008 (tentang uasbn untuk sd_mi_sdlb tp 2008_2009).pdf
D. Tahun 2009
  • permen_03_2009 (tentang DAK bidang pendidikan tahun anggaran 2009)
  • permen_06_2009 (tentang organisasi dan tata kerja lembaga pengembangan dan pemberdayaan kepala sekolah)
  • permen_09_2009 (tentang penetapan buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan yang digunakan dalam proses pembelajaran)
  • permen_10_2009 (tentang sertifikasi guru dalam jabatan)
  • permen_11_2009 (tentang kriteria dan perangkat akreditasi sd_mi)
  • permen_12_2009 (tentang kriteria dan perangkat akreditasi smp_mts)
  • permen_13_2009 (tentang kriteria dan perangkat akreditasi smk_mak)
  • permen_15_2009 (tentang ujian sekolah_madrasah tahun pelajaran 2008-2009)
  • permen_21_2009 (tentang ujian nasional untuk program paket A_B dan C tahun 2009)
  • permen_28_2009 (tentang standar kompetensi kejuruan smk_mak)
  • permen_36_2009 (tentang program paket C kejuruan)
  • permen_39_2009 (tentang pemenuhan beban kerja guru dan pengawas satuan pendidikan)
  • permen_43_2009 (tentang standar tenaga administrasi pendidikan pada program paket A_B dan C)
  • permen_44_2009 (tentang standar pengelola pendidikan pada program paket A_B dan C)
  • permen_46_2009 (tentang pedoman umum ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan)
  • permen_48_2009 (tentang pedoman pemberian tugas belajar bagi pns di lingkungan depdiknas)
  • permen_50_2009 (tentang penetapan buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan)
  • permen_57_2009 (tentang bantuan pengembangan sekolah sehat)
  • permen_63_2009 (tentang sistem penjaminan mutu pendidikan)
  • permen_69_2009 (tentang standar biaya operasi nonpersonalia tahun 2009 untuk sd_mi_smp_mts_sma_smk)
  • permen_70_2009 (tentang pendidikan inklusif bagi peserta didik yang memiliki …)
  • permen_74_2009 (tentang UASBN SD_MI_SDLB tp 2009_2010)
  • permen_75_2009 (tentang UN SMP_Mts_SMPLB_SMA_MA_SMALB dan SMK)
  • permen_76_2009 (tentang un program paket c kejuruan tahun 2009)
  • permen_77_2009 (tentang un program paket a_b_c dan c paket kejuruan tahun 20100
  • permen_78_2009 (tentang penyelenggaraan sekolah bertaraf internasional)
  • permen_84_2009 (tentang Perubahan Permen No 75 tahun 2009)
D. Tahun 2010
  • permen_01_2010 (tentang perubahan penggunaan nama depdiknas menjadi kemdiknas).
  • permen_02_2010 (tentang rencana strategis kementerian pendidikan nasional tahun 2010-2014).pdf
  • permen_03_2010 (tentang perubahan atas permen no 84 tahun 2009).pdf
  • permen_04_2010 (tentang ujian sekolah_madrasah yang tdk diujikan pada uasbn dan un).pdf
  • permen_05_2010 (tentang petunjuk teknis penggunaan dana alokasi khusus (dak) bidang pendidikan tahun anggaran 2010).pdf
  • permen_07_2010 (tentang pemenuhan kebutuhan_peningkatan profesionalisme… di kawasan perbatasan …).pdf
  • permen_09_2010 (tentang Program Pendidikan Profesi Guru dalam Jabatan).pdf
  • Peraturan Bersama Mendiknas_03-V-PB-2010 dan Kepala BKN_14 tahun 2010 (tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya).pdf
  • permen_15_2010 (tentang standar pelayanan minimal pendidikan dasar di kabupaten_kota)
  • permen_18_2010 (tentang petunjuk teknis penggunaan dak bidang pendidikan tahun anggaran 2010 untuk sd-slb)
  • permen_18_2010 (lampiran)
  • permen_19_2010 (tentang petunjuk teknis penggunaan dak bidang pendidikan tahun anggaran 2010 untuk smp)
  • permen_19_2010 (lampiran)
  • permen_20_2010 (tentang norma-standar-prosedur dan kriteria di bidang pendidikan)
  • permen_20_2010 (lampiran)
  • permen_22_2010 (perubahan atas peraturan mendiknas no 47 th 2007 tentang penetapan inpassing jabatan fungsional guru bukan pegawai negeri sipil dan angka kreditnya)
  • permen_27_2010 (tentang program induksi bagi guru pemula)
  • permen_28_2010 (tentang penugasan guru sebagai kepala sekolah_madrasah)
  • permen_30_2010 (tentang pemberian bantuan biaya pendidikan kepada peserta didik yang orang tua atau walinya tidak mampu membiayai pendidikan)
  • permen_45_2010 (tentang kriteria kelulusan peserta didik pada smp atau mts, smplb, sma atau ma, smalb, dan smk kejuruan t.p 2010-2011)
  • permen_46_2010 (tentang pelaksanaan US_M dan UN pada smp atau mts, smplb, sma atau ma, smalb, dan smk t.p 2010-2011)
E. Permendiknas tahun 2011
  • Permen_1_2011 (tentang penetapan 26 buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam pembelajaran)
  • Permen_1_2011 (lampiran)
  • Permen_2_2011 (tentang ujian sekolah_madrasah dan ujian nasional pada SD_MI dan SDLB t.p 2010_2011)
  • permen_2_2011 (lampiran tentang kisi-kisi Ujian Nasional SD_MI)

Peran dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Manajer Tatausaha



Dalam pelaksanaan tugasnya, seorang Kepala Sekolah dituntut untuk memiliki beragam kompetensi.  Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah menetapkan bahwa ada lima dimensi kompetensi yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial.
Pada kesempatan ini kami mengupas kompetensi manajerial kepala sekolah dalam sistem pengelolaan tata usaha sekolah secara singkat.
Tata usaha sekolah adalah bagian dari unit pelaksana teknis penyelenggaraan sistem administrasi dan informasi pendidikan di sekolah. Informasi yang tata usaha sekolah kelola penting sebagai basis pelayanan dan bahan pengambilan keputusan sekolah. Semakin lengkap dan akurat data terhimpun maka pemberian pelayanan makin mudah dan pengembilan keputusan makin tepat.
Untuk mewujudkan sistem informasi dan administrasi yang tangguh kepala sekolah  perlu mengembangkan  program,  mengarahkan pelaksanaan program, dan mengedalikan  tata usaha sekolah agar mampu memberikan pelayanan administratif secara prima. Di samping itu, secara tradisional kepala sekolah bekerja sama dan mengarahkan tata usaha dalam meningkatkan pelayanan 7 K yaitu Kebersihan, Kesehatan, Keamanan, Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan, dan Kerindangan.
Berikut adalah kompetensi yang perlu dikembangkan oleh kepala sekolah beserta indikator ketercapaian hasilnya.

No Kompetensi Indikator ketercapaian hasil (Dokumen) Contoh Produk
1 Merencanakan program kerja tata usaha sekolah Program Rencana Kerja Tata Usaha Sekolah Program Tahunan Tata Usaha
2 Mengorganisasikan tata usaha sekolah Struktur organisasi Tata Usaha Sekolah Organigram sekolah
3 Mengelola administrasi standar isi File dokumen administrasi standar isi Dokumen Kurikulum
4 Mengelola administrasi standar proses File dokumen administrasi penunjang penyelenggaraan pembelajaran Dokumen Administrasi Pembelajaran
5 Mengelola admnistrasi  pendidik dan tenaga kependidikan File dokumen admnistrasi  pendidik dan tenaga kependidikan Dokumen Data Kepegawaian
6 Mengelola administrasi sarana dan prasarana File dokumen administrasi sarana dan prasarana. Dokumen Impentaris
7 Mengelola administrasi pembiayaan. File dokumen administrasi  pembiayaa Dokumen administrasi keuangan
8 Meningkatkan kemampuan profesi  tata usaha sekolah Pembinaan tata usaha sekolah dokumen penyelenggaraan pembinaan tata usaha

Program Rencana Kerja Tata Usaha Sekolah
Kepala sekolah mengembangkan menyusun program kerja tata usaha secara  sistematis, terarah, jelas, realitistis, agar dapat petugas ketatausaha laksanakan  agar pelayanan  pendidikan yang guru berikan kepada siswa dan pelayanan sekolah kepada masyarakat berjalan seoptimal mungkin.
Program peningkatan mutu pengembangan sistem informasi, pelayanan administrasi, pelayanan dukungan penyelenggaraan pembelajaran, pelayanan dukungan pengembangan mutu lingkungan sekolah dalam rangka membangun suasana sekolah sebagai tempat belajar, dan pelayanan administrasi kepada publik perlu dikembangkan oleh tim pengembang tata usaha sekolah dengan target mutu yang jelas, indikator mutu yang jelas, dan kriteria keberhasilan yang terukur.
Yang penting pula dalam penyusunan program adalah sekolah memiliki standar prosedur peningkatan mutu sistem administrasi yang pentahapan prosesnya disepakati dan didokumentasikan. Pencapaian targetnya diukur dengan alat evaluasi yang sederhana, namun dapat merekam perkembangan proses dan hasil pekerjaan secara akurat.  Instrumen yang sekolah miliki selanjutnya dapat kepala sekolah gunakan untuk melakukan supervisi dalam rangka memetakan mutu proses dan program tata usaha sekolah.

Struktur organisasi Tata Usaha Sekolah
Pengorganisasian merupakan penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumberdaya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya. Sekolah sebagai UPT wajib dikelola kepala sekolah dengan sebaik–baiknya agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan.
Struktur organisasi SMA sesuai dengan SK mendiknas Nomor 053/U/2001 Tanggal 19 April 2001 adalah sebagai berikut. Struktur organisasi SMA terdiri dari :
  1. Kepala sekolah
  2. Wakil kepala sekolah
  3. Urusan tata usaha sekolah
  4. Unit laboratorium
  5. Unit perpustakaan
  6. Dewan guru
Pada struktur organisasi tersebut perlu ada pembagian tugas, rincian tugas dan pendelegasian wewenang.

Administrasi Kurikulum Dalam Menerapkan Standar Isi
Penerapan standar isi adalah ruang lingkup penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan pendidikan tertentu (PPRI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 1 ayat 5). Standar isi yang memuat administrasi struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum SMA/MA/SMK/MAK, dan kalender akademik.

Administrasi Peningkatan Mutu Proses
Penerapan standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan unuk mencapai standar kompetensi lulusan (PPRI No. 19 Tahun 2005 tentang Standan Nasional Pendidikan, Pasal 1, ayat 6). Administrasi standar proses memuat administrasi:
  1. perencanaan proses pembelajaran
  2. pelaksanaan proses pembelajaran
  3. penilaian hasil pembelajaran
  4. pengawasan proses pembelajaran
Administrasi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Penerapan standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan yang meliputi kualifikasi akademik dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan.
Standar pendidik dan tenaga kependidikan meliputi kualifikasi dan kompetensi. Seseorang yang telah memiliki kompetensi ditandai lulus sertifikasi. Administrasi standar pendidik dan tenaga kependidikan sekolah akan lebih cepat, tepat, dan mudah dikerjakan apabila menggunakan program komputer, meskipun dengan program yang sangat sederhana.

Administrasi Sarana Dan Prasarana
Penerapan standar sarana dan prasarana adalah peningkatan mutu standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan criteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolah raga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi dan komunikasi.

Administrasi Keungan
Penerapan standar pembiayaan adalah standar yang mengatur sistem anggaran, pengalokasian anggaran, dan mempertanggung jawabkan biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Pembiayaan pendidikan terdiri atas: (1) Biaya investasi, (2) Biaya operasi, dan (3) Biaya personal . Administrasi standar pembiayaan akan lebih cepat, tepat, dan mudah dikerjakan apabila menggunakan program komputer, meskipun dengan program yang sangat sederhana.

Pembinaan TAS
Dalam mengembangakna sistem pelayanan tata usaha sekolah , kepala sekolah menerapkan konsep pembinaan sumber daya manusia yang antara lain meliputi:
  • Mendefinisikan dan mendeskripsikan tugas tenaga tata usaha (sekarang tenaga administrasi sekolah) dan ruang lingkup TAS.
  • Menetapkan pembatasan tugas pokok dan fungsi, wewenang, tanggung jawab, hak dan kewajiban TAS
  • Meningkatkan kualifikasi TAS
  • Meningkatkan kompetensi TAS
  • Melakukan rekrutmen dan seleksi TAS
  • Melaksanakan pembinaan karir
  • Mengembangkan sistem penilaian kinerja
  • Memberikan penghargaan dan perlindungan
  • Memberikan pelayanan menghentikan tenaga dan memberikan pelayanan pensiun
Semoga gambaran singkat ini bermanfaat dalam rangka meningkatkan kinerja tata usaha sekolah dalam membangun sistem informasi sekolah, membangun pelayanan belajar, dan sistem pelayanan publik yang optimal.
(Admin)